Kata Presiden, Mobil Listrik Harus Dilihat dan Dihitung
Jakarta: Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia harus mengikuti perubahan-perubahan global, memperhatikan perubahan iklim dan lingkungan sehingga mobil listrik harus dilihat dan dihitung.
"Ke depan, mau tdak mau mobil listrik itu harus kita hitung, harus kita lihat karena semuanya akan mengarah ke sana," kata Presiden saat menghadiri Lebaran Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu.
Oleh sebab itu, kata Presiden, negara harus siap-siap baik regulasinya serta risetnya.
"Jangan sampai nanti orang lain masuk ke sana kita masih bingung. Mau ke mana," kata Jokowi.
Menurut Presiden, persiapan yang diperlukan saat ini, diantaranya insentif-insentif apa saja yang harus diberikan, baik untuk penemu, riset, maupun industrinya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengkaji ulang proyek mobil listrik dari sisi pengembangan penghematan bahan bakar fosil.
"Kami lebih konsern pada penggunaan energi fosil yang semakin berkurang. BBM berkurang juga, sehingga impor kita juga lebih berkurang. Jadi kita punya concern mendorong energi bersih," kata Staf Khusus Menteri ESDM Hadi Djuraid di Jakarta, Selasa (18/7).
Bersama dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM rencanakan mengembangkan mobil listrik dalam negeri dan saling berkoordinasi.
"Kalau pengembangan mobil listriknya itu sendiri domainnya pada Kementerian Perindustrian, bukan kami (Kementerian ESDM)," kata Hadi.
Menurutnya, di negara yang maju industri mobil listrik bukanlah hal yang mahal serta eksklusif lagi, sebab sudah mulai ramai mengembangkan teknologi tersebut.
"Teknologinya juga semakin maju, bukan lagi teknologi yang mahal serta eksklusif. Bahkan produsen seperti Tesla sudah buat mobil listrik sejuta umat. Dan itu makin cepat," katanya.
Bahkan berdasarkan informasi dari Hadi, ada juga pabrikan yang mulai per tahun 2019 sudah menghentikan produksi mobil berbahan bakar minyak dan beralih kepada bahan bakar listrik.
Oleh karena itu, perubahan tersebut harus lebih cepat dari sebelumnya. Maka Indonesia harus lebih serius mempersiapkan industri mobil listrik ini.
Terkait dengan penyediaan bahan bakar atau SPBU, Hadi menjelaskan Menteri ESDM Ignasius Jonan telah mempertimbangkan.
"Kalau listrik kami tidak khawatir, apalagi Pulau Jawa. Misal semua pembangkit JAWA 1 itu semua selesai malah kelebihan pasokan listrik. Malah ada rencana dari Jawa dialirkan ke Sumatera dan sekitarnya kan. Jadi paling tidak untuk Jawa tidak khawatir lah," katanya. (ant)
Advertisement