Penghapusan UN, Ini Kata Pakar Pendidikan Unesa
Guru Besar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr H Muchlas Samani mengatakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayan tentang Merdeka Belajar merupakan kebijakan lama yang sudah diterapkan sebelumnya.
"Kebijakan ini (merdeka belajar) bukan hal baru. Sebenarnya itu kan konsep joyful learning. Untuk mencapai konsep ini gurunya harus merdeka supaya bisa mengatur cara belajar yang lebih menyenangkan dan fleksibel," katanya, Jumat, 13 Desember 2019.
Muchlas menambahkan, kebijakan merdeka belajar ini sifatnya utuh. Maka dari itu, teori saja tidak cukup untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
"UN (Ujian Nasional) selama ini hanya teori. Sekarang sudah diganti dengan penilaian kompetensi minimum dan survei karakter. Saya rasa sangat tepat. Jadi memang tidak hanya teori saja tapi juga kompetensi," kata Muchlas.
Ditambahkan Muchlas, dalam penerapan sistem zonasi, kebijakan baru ini tidak akan berpengaruh. Justru kebijakan ini memudahkan koordinasi kepentingan tipa daerah.
Dengan kebijakan baru ini, Muchlas berharap para siswa tidak lagi merasa terbebani dengan kurikulum yang ada dan dapat belajar dengan lebih menyenangkan. Meski demikian, kebijakan baru ini masih harus dikaji kembali.
Diketahui, Mendikbud Nadiem Makarim akan menghapus ujian nasional dan menggantinya dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter. Rencana meniadakan UN akan diberlakukan pada 2021.
Di samping itu, Mendikbud juga akan menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan mengubah penerimaan peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi.