Kata Muhadjir, RT/RW Harus Jadi Informan Lacak Covid
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy punya jurus baru untuk mengatasi pandemi Covid-19, di tingkat rukun warga dan rukun tetangga (RW/RT). Menurutnya, RT/RW harus menjadi pemasok informasi terdepan dalam pelacakan warga yang positif Covid-19.
"RT/RW merupakan garda paling depan untuk informasi dini terkait tracing (pelacakan) bagi warga yang positif Covid-19, baik bergejala maupun tidak, karena RT/RW lah yang paling tahu kondisi lingkungan dan masyarakatnya," kata Muhadjir Effendy dalam Webinar bersama Kepala Daerah dan pengurus PWI Malang Raya dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) dipantau di Malang, dikutip Selasa, 9 Februari 2021.
Menurutnya, melalui informasi dari RT/RW, penduduk yang disebutnya positif Covid-19, bisa segera dikarantina. Model ini ia sebut juga sudah diterapkan di pondok pesantren, karantina mandiri untuk santri yang sudah terkonfirmasi positif. "Tidak hanya di asrama atau pondok pesantren (Ponpes) saja yang dikarantina jika ada santri yang positif, di lingkungan RT pun juga harus demikian, segera karantina. Kalau tidak begitu, tidak akan habis-habis pandemik ini," ucap-nya.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya kini juga tengah menggerakkan basis-basis mikro, termasuk pendekatan mikro. "Tugas dan fokus kita sekarang tidak boleh mengabaikan salah satu dari dua hal penting, yakni menuntaskan kasus Covid-19 atau memulihkan perekonomian kita," dalam webinar yang berlangsung pada Senin, 8 Februari 2021, petang.
Menurut Muhadjir, dari dua pilihan tersebut, keduanya harus berjalan beriringan dan ada keseimbangan, baik kesehatan masyarakat maupun pemulihan ekonomi. "Kondisi perekonomian kita di ASEAN termasuk yang terbaik, sehingga keseimbangan keduanya harus dijaga, jangan sampai salah satunya kolaps," tutur mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut.
Menyinggung vaksinasi bagi lanjut usia (lansia) atau usia di atas 60 tahun, Muhadjir menyebut Vaksin Sinovac yang sudah digunakan untuk vaksinasi para tenaga kesehatan dan sejumlah pejabat publik itu aman dan tidak masalah.
"Sebenarnya bisa digunakan sejak awal, namun kami masih ragu karena saat uji klinis, sampel usia yang kami ambil 18-59 tahun. Di Brazil dan Turki, para lansia juga disuntik vaksin yang sama dengan kita, yakni Vaksin Sinovac," katanya.
Menurut Muhadjir, vaksin yang akan digunakan untuk program vaksinasi bagi masyarakat umum, termasuk usia di atas 60 tahun kemungkinan jenis AstraZeneca-Novavax. Di antaranya juga termasuk jurnalis. "Mungkin akhir April baru bisa dimulai dan para jurnalis kalau bisa mendapat prioritas sebagai kategori pelayan publik bersama PNS, TNI dan Polri," imbuhnya. (Ant)
Advertisement