Kata Moeldoko, Presiden Jokowi Gak Pusing Dikritik
Presiden Joko Widodo tidak pernah pusing dengan kritik. Tapi kritik itu sebaiknya disampaikan dengan cara yang beradab. Presiden itu sangat terbuka. Pemerintah mempersilakan penyampaian kritik, namun tetap dengan cara yang mengusung tata krama sesuai budaya timur.
“Tata krama itu ukuran-ukuran budaya kita itu supaya dikedepankan. Bukan hanya selalu berbicara antikritik, tetapi cobalah lihat cara-cara mengkritiknya," kata Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
Menurut Moeldoko, banyak pihak yang menyamakan kritik dengan fitnah. Padahal dua hal tersebut sangat berbeda. Selain itu, Moeldoko juga menyayangkan jika terdapat banyak pihak yang memprovokasi situasi jika terdapat kritik yang disampaikan ke pemerintah.
Banyak tokoh-tokoh kita yang tidak memberikan pendidikan terhadap mereka-mereka itu justru terlibat di dalamnya untuk memperkeruh situasi, janganlah seperti itu. Diingatkan juga, Presiden Joko Widodo merupakan orang tua yang perlu dihormati.
"Jangan sembarangan berbicara, jangan sembarangan menyampaikan sesuatu dalam bentuk kalimat atau dalam bentuk gambar. Saya sering mengatakan jangan setelah itu minta maaf. Ini apa ini bangsa ini, berbuat sesuatu habis itu minta maaf. Ini sungguh sangat tidak baik," kata Moeldoko.
“Jangan langsung menuding polisi bersikap represif, jika kepolisian melakukan tindakan terhadap pihak-pihak yang diduga menyebarkan fitnah atau berbuat keonaran. "Kalau ada yang dipanggil polisi jangan terus dimaknai tindakan. Bisa saja dibina dan seterusnya, agar tidak melakukan hal-hal tidak baik, kan seperti itu jadi jangan terus dijustifikasi represif dan seterusnya. ini kadang kita hanya memahami kulitnya, tidak memahami dalamnya," katanya. (asm)