Menkominfo: School of Influencer Bukan Pelatihan Influencer
Kementerian Kominfo, melalui Staf Khusus Bidang Digital dan SDM, Dedy Permadi menjelaskan, Siberkreasi merupakan gerakan nasional literasi digital yang merupakan wadah kolaborasi bersama 108 lembaga dan komunitas.
Di dalam gerakan tersebut, kata dia, memang ada program School of Influencer. Pelatihan yang ditujukan untuk masyarakat.
"School of influencer bukan pelatihan untuk para influencer. School of influencer bisa dicek di website maupun di medsos Siberkreasi," kata Dedy dalam keterangan tertulis Rabu 2 September 2020.
Dedy menjelaskan, pelatihan itu ditujukan untuk masyarakat yang tertarik menggeluti bidang konten digital. School of Influencer bukan untuk para influencer.
"School of influencer adalah pelatihan untuk masyarakat umum yang tertarik untuk menggeluti bidang konten digital secara lebih mendalam, tujuannya adalah untuk menciptakan champion-champion yang bisa berinternet dengan positif dan produktif di dunia digital.
"Jadi sekali lagi, School of influencer bukan pelatihan untuk para influencer," tuturnya.
Sebelumnya, program Siberkreasi gagasan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ramai diterpa isu miring terkait influencer di media sosial. Pembahasan soal Siberkreasi itu bermula dari pernyataan Staf Ahli Menkominfo Henry Subiakto.
Henry menjelaskan mengenai salah satu program Siberkreasi yang memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk menjadi influencer.
Pernyataan Henry pun kemudian viral di media sosial. Beragam tudingan pun muncul untuk Siberkreasi, dari disebut sebagai organisasi buzzer/influencer hingga serangan terhadap Ketua Umumnya Yosi Mokalu alias Yosi Project Pop.
Pada bagian lain, Dedy mengungkapkan, selain School of Influencer, Siberkreasi juga memiliki program-program lainnya. Misalnya seperti isu digital lifestyle, digital governer, digital society hingga digital parenting.
"Tema lain, digital parenting. Bagaimana menjadi orang tua yang bijak di era digital. Tema ini popular sekali di masa pelajaran jarak jauh, karena ortu harus mendidik anak, dan memastikan anak menggunakan internet secara bijak. School of influencer itu hanya satu dari sekian banyak program edukasi literasi digital," kata Dedy.
Advertisement