Kata-katamu Takkan Hilang, Ia akan Kembali Kepadamu!
"Masih di bukit Aladdin, Konya, Turki, sambil menikmati Cai, aku membaca percakapan Maulana Rumi dengan gurunya, Syams Tabrizi."
Demikian KH Husein Muhammad mengawali kisahnya, sebagai catatan perjalanan ke Turki, dalam suatu rangkaian perjalanan ke jejak-jejak Islam di Timur Tengah. Ia pun melanjutkan catatannya.
Sang Darwish ini bilang ke Maulana Rumi :
لا ضرر ولا ضرار. كن رحيماً. لا تكن نماماً حتى لو كانت كلمات بريئة. لأن الكلمات التي تنبعث من أفواهنا لا تتلاشى بل تظل في الفضاء اللانهائي إلى ما لا نهاية، وستعود إلينا في الوقت المناسب. إن معاناة إنسان واحد تؤذينا جميعاً. وبهجة إنسان واحد تجعلنا جميعاً نبتسم.
"Jangan lukai dirimu dan jangan pula lukai orang lain. Jadilah penyayang. Jangan menghasut (memprovokasi), meski dengan kata-kata/ucapan yang tampaknya tidak mengandung salah. Kata-kata yang keluar dari lidah kita tak akan lenyap. Ia akan terekam dalam ruang maya yang tak terbatas. Kata-kata itu pada saatnya akan datang kembali kepada kita.
Sungguh penderitaan satu orang akan membuat kita semua menderita. Kegembiraan satu orang akan membuat kita semua tersenyum.
Demikian catatan KH Husein Muhammad, tertanggal 27.05.2020.
Keahlian
Seorang teman bertanya: apa saja keahlian yang paling menonjol dari para penceramah agama kita sekarang?."
Aku bilang yang tampak jelas, sekarang ini pengetahuan tentang ibadah dan masalah kehidupan akhirat atau eskatologis sedang menjadi tren.
Para muballigh atau para da'i lebih banyak bicara tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah murni, seperti shalat, baca Al-Quran, berdoa, berzikir, haji, umroh, shodaqoh, ziarah, umroh dan sejenisnya.
Mereka tidak banyak bicara tentang perkembangan ilmu pengetahuan "muamalat", (sosial, kebudayaan, teori-teori politik) dan teknologi. Dialog-dialog intelektual yang dialektis jarang atau bahkan ditinggalkan. Mereka lebih suka mengindoktrinasi publik. Atau menyampaikan ajaran yang memberikan harapan sorga atau mengancam neraka.
Teman itu merespon balik. "Jika begitu, apakah sesungguhnya yang sedang berlangsung dalam masyarakat kita?. Bukankah ceramah, khutbah dan ekspresi-ekspresi beragama tersebut merupakan respon atas realitas?."
Wah, ini sebuah respon yang mengejutkan, cerdas dan bikin dahiku berkerut-kerut. (25.05.23/HM)
Demikian catatan KH Husein Muhammad.
Advertisement