Kata Jokowi, Lulusan IPB Tidak Mau Jadi Petani
Bogor: Presiden Joko Widodo menyindir lulusan Institut Pertanian Bogor "tidak mau" jadi petani karena banyak lulusannya justru banyak yang menjadi direksi bank.
"Maaf pak rektor, tapi mahasiswa IPB bayak bekerja di bank. Saya cek direksi-direksi perbankan BUMN yang banyak dari IPB, manajer tengah banyak berasal dari IPB. Terus yang ingin mau jadi petani siapa," kata Presiden saat orasi pada sidang terbuka dalam rangka "dies natalis" Institut Pertanian Bogor (IPB) di Kampus Dramaga Kabupaten Bogor, Rabu (6/9).
Presiden mengaku harus berkata jujur karena hal ini data yang dirinya peroleh terhadap lulusan IPB ini.
Jokowi memiliki keyakinan bahwa IPB dan lulusannya memiliki kemampuan menyiapkan petani-petani untuk mewujudkan ketahanan pangan dan mensejahterakan petani.
"Dalam rangka dies natalis IPB ini, saya akan ajak terus kerja sama dengan pemerintah, jangan berhenti berinovasi, jangan jadi menara gading turun ke lapangan membantu mewujudkan kemnadirian pangan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani," tuturnya.
Untuk itu Presiden berharap IPB untuk memunculkan fakultas atau jurusan yang mengikuti perubahan global sehingga bisa menyiapkan sumber daya yang siap pakai.
Presiden mencontohkan tidak adanya fakultas penggilingan padi yang modern, fakultas ritel pangan, manajemen logistik, di mana jurusan tersebut dibutuhkan saat ini.
"Saya selalu melihat kalau masuk ke universitas saya lihat, ke institute saya lihat pasti ada fakultas ekonomi. Jurusannya saya pasti hafal pasti jurusan akuntansi. Itu sudah berpuluh-puluh tahun, pasti manajemen, ekpnomi pembangunan," ungkapnya.
Jokowi mempertanyakan tidak adanya jurusan seperti manajemen ritel, menajemn logistik yang kebututahanya sangat besar di Negara ini.
"Sehingga manajemen logistik nasional bisa ditata dengan baik. kalau SDM-nya itu siap," harap Presiden.
Dalam kesempatan ini, Presiden juga memuji penemuan dari IPB yang menemukan bibit padi "IPB3S" yang dikenal irit air dan tahan terhadap hama.
"Saya sudah menyaksikan, waktu panen sudah berhasil satu hektare bisa mencapai 11 ton. Ini sebuah penemuan yang mestinya petani kita mendapatkannya," katanya.
Presiden mengakui Indonesia memang memerlukan industri benih yang besar sehingga petani memiliki benih-benih yang untuk dikembangkan area-area mereka. (ant)