Bupati Blora Minta Petani Jangan Tergantung Pupuk Kimia
Bupati Blora Arief Rohman, menyebut saat ini ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi kimia menjadi persoalan tersendiri dalam pembangunan pertanian. Apalagi ketika alokasi pupuk subsidi tersebut tak sesuai dengan permintaan petani. Akibatnya gejolak kelangkaan pupuk pun terjadi .
"Dari permasalahan hal tersebut pemerintah terus mendorong petani agar tak lagi tergantung dengan pupuk kimia bersubsidi dan bisa mandiri dalam penyediaan pupuk," ujarnya Jumat 27 Mei 2022.
Untuk itu, lanjut Bupati perlu ada pendekatan dengan cara baru atau inovasi yang tidak lagi mengandalkan pupuk kimia . Salah satu inovasi yang bisa dikembangkan petani adalah teknik Biosaka.
Sebagaimana diketahui, Biosaka adalah salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bio-technology (biologi-teknologi).
"Dari Biosaka ini nantinya diharapkan bisa menekan biaya produksi dan semoga segera dapat diterapkan pada semua komoditas pertanian, dan meningkatkan hasil produksi," harap Bupati.
Dari data yang ada, Kabupaten Blora pada tahun 2021 memiliki luas panen sawah sejumlah 83.652,6 Ha dengan produksi padi sebesar 536.140,96 ton. Kemudian luas panen tegal sebesar 18.235 Ha dengan produksi padi sejumlah 97.311,92 ton . Hal tersebut membuat Kabupaten Blora menjadi salah satu lumbung padi di Jawa Tengah .
Dari jumlah tersebut dia menyatakan siap melaksanakan program dari Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI berupa Kegiatan Demplot Uji Bahan Alami (Biosaka) terhadap Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Padi .
“Kami juga akan mengawal dan mendukung agar pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Blora menjadi lebih maju, mandiri dan modern," tuturnya.
Jika demplot ini berhasil, dia yakin petani-petani di daerah lain juga akan menggunakan metode yang sama.