Kasus Turun Keparahan Meningkat, BOR RS di Surabaya Melandai
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3-4 mulai menunjukkan dampaknya, terutama di angka bed occupancy rate (BOR) Rumah Sakit (RS) Kota Surabaya. Angka rujukan ikut mengalami penurunan.
"BOR sudah menurun dibanding awal kasus 1-2 minggu lalu 98 persen, saat ini 87 atau 88 persen. Cuma memang kalau positivity rate masih tinggi 29 persen," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Surabaya, dokter Febria Rachmanita, Kamis 29 Juli 2021.
Selain itu, sudah aktifnya rumah sehat yang didirikan Pemkot Surabaya di tiap kelurahan, kemudian RS Lapangan Tembak Kedung Cowek, dan RS Gelora Bung Tomo mampu menekan beban RS Rujukan. Sebab, semua yang tidak bergejala serta bergejala ringan-sedang dibawa ke sana.
Surabaya Larang Isoman
Kadinkes yang akrab disapa Feny itu mengatakan, saat ini Pemkot Surabaya sudah tidak memperbolehkan warga untuk melakukan isolasi mandiri untuk menekan risiko kematian karena penanganan yang tidak sesuai. "Isoman sekarang sudah gak bisa, kami bawa ke rumah sehat atau Asrama Haji. Pak Walikota (Eri Cahyadi) gak ingin ada kematian di rumah, sehingga dibawa ke rumah sehat atau Asrama Haji bagi yang OTG maupun bergejala ringan agar mereka terawasi," jelasnya.
Sementara di Direktur Utama RS Islam (RSI) Jemursari dokter Bangun Trapsila Purwakarta mengaku, BOR pasien COVID-19 secara keseluruhan menurun walau secara jumlah masih tetap tinggi.
Pasien Turun Kematian Meningkat
"BOR pasien Covid hari ini secara keseluruhan adalah 82.06 persen, baik untuk ruang isolasi khusus maupun ruang isolasi biasa. Untuk ICU masih terisi penuh 100 persen, masih full," katanya.
Selain itu, untuk suplai oksigen disebutnya juga tidak ada masalah, meski kebutuhan meningkat 300 persen. Sedangkan sejumlah obat disebut mengalami kekosongan, meski secara umum bisa terpenuhi dengan beberapa kebijakan pelayanan.
Ia melanjutkan, untuk keterisian di IGD sendiri relatif lebih tertata. Saat ini ada tujuh pasien yang ada di IGD. Ia menyebut jika memang ada tren penurunan, namun angka kematian cukup tinggi. "Beberapa hari ini memang ada kecenderungan menurun, tetapi tampaknya keparahan meningkat sehingga angka kematian cukup tinggi," pungkasnya.
Advertisement