Kasus Tewasnya Dini, Edward Tannur: Setan Apa Merasuki Anak Saya?
Edward Tannur, ayah Ronald Tannur, tersangka dalam kasus kematian Dini Sera Afrianti, akhirnya angkat bicara. Politisi PKB itu menegaskan, dirinya tidak melakukan intervensi apa pun terhadap kasus penganiayaan berujung kematian yang melibatkan anak pertamanya itu.
"Jadi saya percayakan sepenuhnya, saya tidak melakukan intervensi sebagai orang beragama dan taat hukum. Saya mau berjalan sesuai dengan aturan. Harus gentle, kita melahirkan anak harus bisa memberikan pelajaran yang baik untuk dia," ujar Edward Tannur.
Ia menegaskan bahwa anaknya sudah dewasa dan harus tanggung jawab terhadap perbuatannya di hadapan hukum dan masyarakat. Sebagai ayah, ia juga meminta agar kuasa hukum anaknya tidak berlebihan dan mengikuti proses hukum yang ada.
"Ronald ini kan sudah dewasa umurnya sudah, 31 tahun, jadi saya pikir apa yang dilakukan dia harus bisa dipertanggungjawabkan di mata hukum maupun di mata Tuhan," terangnya.
Edward Tannur pun mendorong kasus ini diusut tuntas sesuai prosedur, sehingga pihak keluarga korban akan mendapatkan keadilan sebagaimana mestinya.
"Ya harus diusut tuntas supaya pihak korban merasa puas, kami juga merasa punya tanggung jawab, baik di dunia maupun di akhirat. Saya tidak mau besok-besok ada hal-hal yang muncul lagi. Saya orangnya lebih baik susah daripada saya senang di atas penderitaan orang lain," ujar anggota DPR RI tersebut.
Edward Tannur mengaku kaget ketika pertama kali mendengar kasus penganiayaan yang dilakukan anaknya. Ronald Tannur di mata keluarga merupakan anak yang sopan kepada orang tua. Ia juga memiliki perilaku yang baik.
Edward Tannur bahkan sempat berpikir, setan apa yang merasuki anaknya hingga berbuat tega kepada korban berusia 28 tahun tersebut.
"Itu yang membuat saya kaget, anak pertama saya. Anak itu kalem sekali, sopan sekali, selalu melayani orang tua. Kok bisa sampai terjadi itu saya kaget, kenapa ya ini kerasukan setan atau apa ini. Kita gak tau. Saya tidak ada di tempat (waktu kejadian). Jadi, mamanya kontak, saya kaget dan menyesal. Sakit hati juga, tapi sudah terjadi. Ini bukan kehendak kita," terangnya.
Atas kejadian tersebut, Edward Tannur telah menyesali perbuatan putranya. Sebagai kepala keluarga, ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban.
"Saya sangat berbela sungkawa menyesal atas perbuatan Ronald anak saya. Karena kejadian ini tidak semua kita harapkan. Dan saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya dan penyesalan yang mendalam atas meninggalkan saudari Dini Sera Afrianti. Kami sebagai orang tua tidak pernah mengajarkan anak kami untuk berbuat hal-hal yang di luar manusia atau di luar kebiasaan untuk mencederai orang lain," tandasnya.
Hingga saat ini, Edward Tannur mengatakan belum menemui putranya yang menjadi tahanan Polrestabes Surabaya sejak 5 Oktober lalu. Ia memang berencana menjenguk Ronald Tannur, tapi belum diketahui kepastian hari maupun tanggalnya.
Advertisement