Jangan Terlena Positif Covid-19 DKI Turun, Waspadai Arus Balik
Kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta berangsur menurun dalam empat hari terakhir saat periode ketiga penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penurunan kasus Covid-19 di Ibu Kota tersebut diapresiasi Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19 Wiku Adisasmito.
Berdasarkan data gugus penanganan Covid- 19 DKI , pada 23 Mei ada penambahan 127 kasus positif. Angkanya kemudian terus turun pada 24 Mei (118 kasus), 25 Mei (67 kasus), dan 26 Mei (61 kasus). Pada tanggal sebelumnya, kurva kasus positif Covid-19 di Jakarta masih naik turun.
Meski kasus positif Covid-19 berangsur turun, Wiko menekankan, bukan berarti kondisi Ibu Kota dapat dipastikan aman. Sebab, gelombang kedua kasus Covid-19 tetap berpotensi terjadi di DKI Jakarta menghadapi arus balik.
"Jakarta kelihatan sudah mulai turun (dari grafik). Tapi kalau pemudik kembali lagi ke Jakarta dan bawa penyakit, bisa jadi second wave (gelombang kedua)," kata Wiku dalam konferensi pers BNPB, Rabu 27 Mei 2020.
Gubernur DKI Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, dua periode penerapan PSBB, Jakarta mulai bisa mengendalikan pergerakan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.
Hal itu dilihat dari tingkat penularan atau reproduction number Covid-19 di Jakarta. Pada Maret 2020, reproduction number Covid-19 di Jakarta, yakni 4. Artinya, 1 orang bisa menularkan Covid-19 kepada 4 orang.
Namun, sejak pertengahan April sampai Selasa 19 Mei 2020 lalu, reproduction number Covid-19 di Ibu Kota berhasil turun hingga sekitar 1. Meski demikian, Anies menyatakan kasus harian Covid-19 kembali naik pada Mei. Padahal, kasus harian Covid-19 itu sempat menurun.
"Di bulan Mei, jumlah laporan kasus (Covid-19) per hari mengalami peningkatan kembali, seakan kita menuju gelombang kedua. Ini terjadi utamanya justru sesudah masuk bulan suci Ramadhan. Kita memang ketat (berada di rumah) di siang hari, tapi sore dan malam banyak keluar," ujar Anies, Selasa 26 Mei 2020 kemarin.
Advertisement