Kasus PMK Jatim Melandai, Antraks Membayangi
Upaya cepat yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dalam pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) menunjukkan hasil positif. Selain melandai, dalam waktu sepekan terakhir angka kasus baru tidak ada atau 0 kasus.
Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Ariyani mengatakan, hasil ini tak lepas dukungan banyak pihak. Khususnya pemerintah pusat yang mendukung vaksinasi.
"Vaksin kita penuhi semua, stok cukup dan kami ada 7,3 juta, saat ini yang sudah divaksinkan 6,7 juta, kalau habis bisa bilang ke pemerintah pusat bisa mengcover 10,4 juta ternak Jatim," kata Indy, Senin 28 Agustus 2023.
Dengan upaya tersebut, angka kasus sudah melandai. Bahkan dalam sepekan terakhir tidak ada tambahan kasus.
"Situasi terakhir kasus yang sakit sepekan ini sudah 0 kasus. Kalau muncul 2-3 itu biasa, kadang kalau belum divaksin itu muncul gejala klinis. Kadang-kadang sapi baru lahir atau lalu lintas masuk belum vaksin. Tapi gejalanya tidak separah waktu sebelum ada vaksinasi," ujarnya.
Selain itu, angka kematian yang terjadi dinilai sangat kecil di bawah 2 persen. Dari total 199 ribu ternak sakit ada 4 ribu ternak mati dan dipotong paksa.
Ancaman Baru Penyakit Antraks
Kendati sudah membaik, Indy mengatakan, pihaknya tetap mewaspadai ancaman baru penyakit antraks yang dapat menular kepada manusia.
Sebelumnya sudah ditemukan kasus di Pacitan tahun 2022 lalu buntut penyebaran dari wilayah DI Yogyakarta. Namun, hingga kini belum ada temuan kasus baru membuat Pemprov Jatim berupaya agar tidak ada penyebaran baru.
"Pengendalian dan lalu lintas ternak jadi fokus. Kemudian, vaksin antraks sudah ada dan sudah kami sebar ke daerah yang berbatasan dengan Jawa Tengah dan DIY. Jumlahnya ada 40 ribu sudah kami distribusikan terutama daerah lalu lintas ternak dari luar tinggi," pungkasnya.