Kasus Penemuan Mayat di UNPRI Medan, Cadaver Fakultas Kedokteran
Heboh penemuan lima mayat, empat laki-laki dan satu perempuan yang dilaporkan berada di kampus swasta, Universitas Prima Indonesia atau UNPRI Medan merupakan cadaver atau kadaver.
Mayat manusia yang diawetkan itu biasa digunakan mahasiswa kedokteran untuk praktikum anatomi tersebut, dipastikan Polda Sumatera Utara (Sumut) diperoleh secara legal.
"Kami sudah datang ke kampus, telah ditunjukkan dokumennya dan hal lain yang diperlukan. Perlu digarisbawahi untuk sarana pembelajaran di kampus," jelas Kapolda Sumut, Irjen Agung Setya Imam Effendi.
Kapolda meyakinkan setiap universitas kedokteran pasti memiliki cadaver, sehingga masyarakat tidak salah paham terhadap kondisi itu.
"Jadi, mohon masyarakat agar paham cadaver ini sudah ada sejak tahun 2008 di kampus. Kita tahu itu bagian dari pembelajaran mahasiswa kedokteran," sambungnya.
Dikutip dari akun Instagram @unpri_medan, UNPRI Medan memang memiliki Fakultas Kedokteran. Jalur Penerimaan Mahasiswa baru Pendidikan Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Prima Indonesia dibuka pada 1 Desember 2023 lalu.
Penjelasan Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UNPRI Medan
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan, Kolonel drg Susanto menjelaskan, lima mayat itu merupakan cadaver yang digunakan mahasiswa kedokteran Unpri untuk praktikum anatomi.
“Dengan tegas saya nyatakan tidak ada kasus pembunuhan di lingkungan Unpri seperti yang diisukan di masyarakat,” ungkapnya dikutip dari kanal YouTube PrimTV.
"Bila memang ada terjadi tindak pembunuhan di lingkungan Unpri maka saya sebagai salah satu pimpinan adalah orang pertama yang akan melaporkan tindak pidana tersebut kepada pihak berwajib," tambahnya.
Susanto juga menjelaskan, UNPRI telah mendirikan Fakultas Kedokteran sejak 2008. Dilengkapi fasilitas laboratorium untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
"Tak terkecuali laboratorium anatomi yang menyimpan cadaver (mayat manusia yang diawetkan) sebagai media belajar," tandasnya.
"Kami sangat yakin di setiap Fakultas Kedokteran di Indonesia memiliki cadaver sebagai media pembelajaran," sambung dia.