Kasus Papua karena Pemkot Surabaya Tak Urus dengan Kasih Sayang?
Kasus kerusuhan Papua yang kemarin terjadi, sebagai respon warga yang tidak terima atas perlakuan mahasiswanya yang tengah menempuh studi di Surabaya dan Malang, seolah mengingatkan kembali cerita lama soal ‘salah urus’ mahasiswa Papua.
Cerita lama ini melibatkan dua orang gubernur yang menjabat kala itu. Adalah Gubernur Irian Jaya yang saat itu dijabat oleh Isaac Hindom, melakukan percakapan dengan Gubernur Jawa Tengah yang kala itu dijabat oleh H. Ismail.
Cerita ini diunggah di blog penulis Andreas Harsono. Namun, penulis cerita tersebut bukan Andreas. Melainkan rekannya sesama blogger yang bernama Eri Sutrisno.
Cerita ini sendiri sebenarnya ditulis oleh Eri Sutrisno pada tanggal 19 Juli 2016 di laman Facebook miliknya. Menurut dia, percakapan antara Izaac dan Ismail tersebut diungkap oleh seseorang bernama SP Morin. Eri sendiri mendapat cerita tersebut dari sahabatnya bernama Mathias Refra.
Jadi, saat itu Izaac Hindom masih menjadi Gubernur Irian Jaya. Suatu ketika beliau dapat telepon dari Gubernur Jawa Tengah. Ismail mengeluh karena ada beberapa mahasiswa asal Irian Jaya yang berkelahi.
Bapa Hindom, sesudah mendengar dengan seksama keluhan koleganya, menjawab, "Mohon maaf Bapa Gubernur, belakangan ini saya sibuk sekali, sehingga tidak sempat mengurus anak-anak saya itu."
Gubernur Ismail dengan takzim bertanya, "Sibuk apakah Pak Gub?"
Hindom menjawab, "Saya sibuk mengurus anak-anak Bapak, belasan ribu jumlahnya. Mereka datang sebagai transmigran. Harus disiapkan tanah, penginapan sementara, makanan, air bersih, sekolah, tenaga perawat ...."
Gubernur Jawa Tengah terdiam.
Bapa Hindom menyambung, "Jadi, tolonglah Bapa Gubernur mengurus anak-anak saya seperti saya dengan penuh kasih mengurus anak-anak Bapa yang pindah ke banyak tempat di Irian ini."