Kasus Novel Tak Kunjung Tuntas, HMI Jatim Ricuh di Mapolda Jatim
Sejumlah kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi di depan Mapolda Jawa Timur. Mereka menuntut agar kepolisian segera menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Aksi Badko HMI Jatim yang dilakukan dengan membentangkan poster dan orasi protes, di ruas Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Senin, 15 April 2019, ini dimulai sejak pukul 10.00 WIB.
Ketua Umum Badko HMI Jatim Yogi Pratama, mengatakan aksi ini adalah bentuk kekecewaan pihaknya lantaran polisi dianggap lamban dalam menyelesaikan kasus tersebut.
"Dua tahun sudah kasus ini ditangani oleh kepolisian, namun hingga saat ini kepolisian masih belum bisa menyelesaikan kasus tersebut," kata Yogi, di sela aksi.
Yogi menyebut, HMI Jatim pun telah melakukan kajian dengan mendatangkan langsung anggota Ombudsman RI pada hari Jumat, 12 April 2019 malam lalu. Hasilnya, pihaknya menemukan empat kejanggalan dalam kasus tersebut.
"Yang pertama, terjadinya maladministrasi dalam penyelidikan. Kedua, pihak kepolisian tidak melakukan olah TKP. Ketiga, barang bukti banyak. Empat, surat perintah penyidikan dan penyelidikan yang tidak memiliki batas waktu," kata dia.
Empat temuan itulah yang kemudian dijadikan pedoman oleh HMI sebagai pertimbangan untuk mengambil sikap tegas, dan memberi peringatan kepolisian dalam aksi ini.
"Jadi maksud kami ke Polda Jatim, Polda Jatim harus mendukung gerakan moral kami dengan menandatangani pakta integritas yang sudah kami buat, sehingga nanti bisa fax kepada Kapolri," kata dia.
Ia menyebut, pihaknya akan menunggu tindak lanjut kepolisian dalam kasus tersebut, setidaknya hingga dua bulan. Jika tidak, HMI Jatim pun meminta agar Kapolri Jenderal Tito Karnavian dicopot dari jabatannya.
"HMI Jatim meminta kepada Polri, dalam waktu kurun dua bulan harus segera menuntaskan kasus ini. Kalau pun tidak, nanti Kapolri harus melakukan konferensi pers untuk mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menyelesaikan kasus Novel Baswedan, dan pada saat itu dirinya harus menyatakan mengundurkan diri dari (jabatan) Kapolri," ucapnya.
Selain itu, aksi ini juga sempat diwarnai kericuhan lantaran mahasiswa memaksa masuk ke Mapolda. Aksi saling dorong antara massa dan petugas kepolisian tak terelakkan. Gerbang depan Mapolda bahkan sempat ditutup sementara. Beruntung polisi sigap hingga bentrok tak sampai melebar. (frd)
Advertisement