Kasus Kolaps, Keluarga Abdelhak Nouri Berdoa untuk Eriksen
Insiden kolaps yang menimpa gelandang Inter Milan, Christian Eriksen di laga Euro 2020 antara Denmark kontra Finlandia, mendapat sorotan khusus dari Mohammed Nouri. Ayah dari Abdelhak Nouri, rekan satu tim Eriksen di Ajax Amsterdam.
Kejadian yang menimpa Eriksen membuat Mohammed Nouri kembali mengingat insiden sama, yang menimpa anaknya pada 2017 lalu. Saat itu, Abdelhak Nouri tiba-tiba jatuh di lapangan, kala membela Ajax dalam laga persahabatan melawan Werder Bremen di Austria. Insiden itu membuat karir emas Nouri terhenti. Ia koma selama 3 tahun lamanya. Padahal Nouri digadang menjadi salah satu gelandang serang muda terbaik di dunia.
“Gambar-gambar dari Kopenhagen sangat mengejutkan bagi kami. Membuat kami sangat sedih. Sebab penderitaan ini juga telah mempengaruhi kami dan karir anak kami,” kata Mohammed Nouri dilansir dari CCEit Sport.
Ia sangat bersyukur, setelah Eriksen kolaps, tim medis dan rekan satu timnya menyadari ada yang tak beres dan langsung memberi pertolongan secepat mungkin. Mulai dari membuka ruang napas dari mulut Eriksen, memberi CPR untuk meresusitasi jantung Eriksen, dan sesegera mungkin membuat Eriksen sadar.
“Kami terus berdoa untuk Eriksen. Semoga ia segera pulih secara penuh dan cepat. Sehingga bisa kembali bermain. Kami juga berdoa untuk keluarga Eriksen,” katanya.
Cepatnya penanganan medis itu tidak terjadi pada Nouri. Ketika ia jatuh, respon para pemain Ajax tak secepat para pemain Denmark. Begitupula tim medis. Kurang lebih 1 menit setelah Nouri kolaps, tim medis baru menyadari ada yang tak beres. Tidak ada pemain Ajax yang cekatan membuat Nouri bernapas dan memberi resusitasi bagi Nouri.
Belakangan diketahui, selain masalah jantung saat bermain melawan Werder Bremen, Nouri juga mengalami kerusakan saraf di otak yang membuatnya koma 3 tahun, dan tidak bisa kembali bermain sepakbola.
Kasus Nouri membuat perselisihan yang panjang antara Ajax dan keluarga Nouri. Mereka terus mencari jalan keluar terbaik. Sebab, Ajax telah mengakui adanya keterlambatan penanganan medis, dan fasilitas media yang "kurang memadai" terhadap Nouri, setelah sang gelandang serang itu kolaps di lapangan akibat serangan jantung.
Meski nyawanya mampu diselamatkan di lapangan dan kemudian langsung dibawa ke rumah sakit, Nouri menderita kerusakan otak serius dan permanen.