Kasus Keracunan Pengungsi Nganjuk Polisi Uji Sianida, Hasilnya?
Tak lama setelah beberapa pengungsi dan relawan tanah longsor, Polres Nganjuk langsung melakukan penyelidikan malam itu juga, Kamis 18 Februari 2021.
Kapolres Nganjuk, AKBP Harviadhi Agung Prathama menyebut jika selain menurunkan Satuan Pidana Khusus dan Inafis, dirinya memerintahkan kepada Kedokteran Kepolisian Nganjuk untuk melakukan food security terhadap sample makanan yang dimakan oleh pengungsi dan relawan yang menyebabkan keracunan.
Kedokteran Kepolisian Nganjuk pun langsung menguji sample makanan yang menyebabkan keracunan tersebut. Kedokteran Kepolisian Nganjuk menguji empat komponen dari mie siap saji tersebut yaitu dari mie, kuah, sayuran, saos tomat, kecap dan bumbu minyak yang digunakan. Pengujian sample dilakukan dengan empat parameter yaitu adalah arsenik, sianida, nitrit dan formaldehid.
"Hasilnya, arsenik, sianida, nitirit negatif. Sedangkan formaldehid positif. Baik dari mie, saos dan minyak bumbu. Ini yang menyebabkan sebagian besar mengalami mual, muntah, pusing dan diare," kata Harviadhi Agung Prathama.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan pengungsi dan relawan bencana tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menderita sakit mirip gejala keracunan dan saat ini mereka masih dalam perawatan.
Arif Firmansyah, salah seorang korban keracunan massal mengatakan ia dengan dua orang temannya sebelumnya makan mi ayam yang disiapkan petugas. Ia makan mi pada Kamis 18 Februari malam sekitar jam 18.00 WIB dan baru merasa sakit perutnya sekitar pukul 24.00 WIB.
"Saya makan mi ayam sekitar jam 18.00 WIB dan baru merasa keracunan itu jam 24.00 WIB," katanya di Nganjuk, Jumat pagi.
Advertisement