Kasus HIV di Surabaya Tertinggi di Jatim, Ini Kata Dinkes
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tak menampik informasi yang menyebut daerahnya memiliki kasus HIV tertinggi di Jawa Timur. Selama 2021, tercatat ada 323 kasus HIV di Surabaya.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengaku, jika tingginya angka HIV di Kota Pahlawan muncul karena upaya tracing terus digencarkan oleh pemkot.
“Jadi kami aktif melakukan screening, kalau gencar screening maka pengungkapan kasus lebih tinggi. Pemeriksaan dilakukan di 63 puskesmas, lalu 54 RS, satu klnik KKP, dan klinik komunitas. Tercatat sekarang ada 323 kasus HIV, angka besar tapi harapan kami bisa kami kendalikan,” ungkap Nanik saat ditemui di Kantor Dinkes Surabaya, Jalan Jemursari, Selasa 18 Januari 2022.
Selain itu, Nanik mengaku jika banyaknya kasus HIV adalah karena kebanyakan warga luar yang menjalani pengobatan di Surabaya. “Distribusi kasus, pasien dari luar wilayah Surabaya,” kata dia.
Pada penemuan kasus HIV, ia mengaku sebanyak 323 kasus telah ditemukan sepanjang tahun 2021 kemarin dan saat ini sedang dalam proses pengobatan atau telah mendapat penanganan oleh Pemkot Surabaya.
Pada penyebarannya, virus ini lebih sering menjangkit kelompok heteroseksual dan orientasi seksual antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan untuk usia yang paling banyak terjangkit virus ini adalah usia 25 - 44 tahun.
“Tapi usia paling tinggi adalah usia 25-29 tahun, kemudian disusul usia 30-32 tahun. Paling banyak terjangkit adalah kaum laki-laki dengan prosentase 73 persen,” ungkap dia.
Sedangkan untuk jenis pekerjaan yang rawan terjangkit virus HIV/AIDS adalah karyawan dengan persentase 46,2 persen, disusul ibu rumah tangga 18,9 persen, dan wiraswasta 14,6 persen. Lalu pada kelompok seksual tertentu, yakni homoseksual sebanyak 46 persen, heteroseksual 49 persen, dan biseksual 2,3 persen.
“Edukasi dan mencegah penting, apalagi pada keluarga karena ibu rumah tangga berisiko terpapar virus. Sedangkan untuk kecamatan yang paling banyak penderita HIV/AIDS adalah Kecamatan Sawahan dan Tambaksari. Kami berupaya melakukan penemuan lebih dini, agar bisa memberikan intervensi sehingga peluang sembuh lebih besar,” ujarnya.
Untuk penanganannya, pihaknya memberikan pengobatan gratis di 13 puskesmas dan 10 rumah sakit. Kemudian, ada pendampingan, konseling, dan memberikan home care ke rumah penderita HIV, serta memberikan dukungan.