Kasus Guru Honorer Supriyani Dimanfaatkan Pihak Lain untuk Kepenting Pribadi
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo, mengindikasikan ada orang-orang tertentu yang menjadikan kasus guru honorer Supriyani sebagai panggung untuk kepentingan pribadi.
Sementara nasib guru honorer SD Negeri 4 Baito, Konawe, Sulawesi Tenggara tersebut semakin tidak jelas. "Kasus guru honorer Supriyani digoreng ke sana kemari dan dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain," kata Heru Purnomo, dalam pernyataan tertulis, Senin 11 November 2024.
Bahkan Heru terang-terangan menyebut somasi yang dilayangkan Bupati Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Surunuddin Dangga, kepada guru honorer Supriyani sebagai upaya ‘melindungi nama baik’ dan eksistensinya di mata publik, alih-alih mendukung langkah Supriyani yang mencabut pernyataan damai.
Menurut Sekjen FSGI, somasi itu bukan sekadar peringatan hukum biasa. Menurutnya, sang Bupati sedang berupaya menjaga citranya dan memastikan dirinya tidak terlibat langsung dalam proses hukum Supriyani, agar masyarakat tidak menganggap ia sedang berusaha memengaruhi kasus yang terjadi.
“Somasi kepada Supriyani ini adalah pertaruhan nama baik, agar bupati tidak dianggap melakukan intervensi yang bisa mengesankan ada tekanan kepada Supriyani,” ujar Heru.
Heru berpandangan bahwa jika bupati tidak menyampaikan somasi, maka publik akan menganggap bahwa ia memang terlibat dalam menekan Supriyani. “Bupati perlu mengeluarkan somasi agar tidak muncul kesan bahwa dia melakukan tekanan,” lanjutnya.
Heru melihat kondisi tersebut akan semakin mempersulit posisi bupati karena masyarakat bisa saja melihat somasi ini sebagai upaya untuk membebaskan diri dari kecurigaan publik ihwal campur tangannya (menjadi backing) dalam perkara tersebut.
Ia juga menambahkan somasi itu menempatkan Supriyani di bawah tekanan psikologis dan menganggap langkah bupati sebagai bagian dari ‘adu strategi’, di mana masing-masing pihak mempertahankan gengsi di depan publik.
“Somasi ini karena gengsi, pertaruhan nama baik. Kalau bupati tidak mengeluarkan surat ini, berarti bisa dianggap benar bahwa dia telah melakukan intervensi dan tekanan kepada Supriyani.” tambahnya.
Bupati Konsel Somasi Supriyani
Diketahui, guru honorer SD Negeri 4 Baito, Supriyani, mendapat surat somasi dari Bupati Konsel, Surunuddin Dangga karena mencabut pernyataan damai dalam kasus kekerasan terhadap anak polisi. Dalam surat somasi yang dikeluarkan pada Rabu, 6 November 2024 kemarin, Supriyani dituduh mencemarkan nama baik Bupati Konsel.
Kepala Bagian Hukum Sekretariat Pemerintah Kabupaten Konsel, Suhardi, membenarkan pihaknya memberikan somasi kepada Supriyani.
Dalam keterangan tertulisnya, Surunuddin membuat somasi itu untuk menegur Supriyani. Tujuannya agar Supriyani mencabut pernyataannya yang menyatakan bahwa dia telah mencabut kesepakatan damai dengan orangtua muridnya yang berprofesi polisi, Aipda Wibowo Hasyim.
“Proses perdamaian yang diinisiasi oleh bupati, tidak dimaksudkan untuk melakukan intervensi terhadap proses peradilan yang sementara berjalan. Tetapi diharapkan kesepakatan damai tersebut dapat dijadikan alasan untuk meringankan hukuman atau menjadi pertimbangan tersendiri,” ucap Suhardi.
Suhardi juga mengatakan Bupati Konsel merasa dianggap telah melakukan intimidasi dan tekanan kepada Supriyani saat melakukan kesepakatan damai tersebut. Padahal, kata dia, Bupati Konawe Selatan ingin menyelesaikan masalah antara Supriyani dan Aipda Wibowo Hasyim dengan cara kekeluargaan.
Supriyani adalah guru honorer SDN 4 Kecamatan Baito, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Ia sempat ditahan setelah dituduh memukuli anak muridnya berinisial D (6). Korban diketahui anak dari personel di Polsek Baito.
Kasus ini bermula sejak akhir April 2024 lalu. Pengacara Supriyani, Andre Darmawan mengungkap awal mula kliennya yang merupakan guru sekolah dasar di Konawe Selatan dilaporkan menganiaya murid.
Murid tersebut merupakan anak Kanit Intelkam Polsek Baito, Aipda Wibowo Hasyim. Aipda Wibowo Hasyim pula yang melaporkan Supriyani dengan tuduhan menganiaya anaknya. Padahal dari pengakuan awal anak tersebut saat ditanya oleh ibunya, Nurfitriana, luka di pahanya akibat jatuh di sawah.