Kasus DBD Meningkat, Jatim Paling Tinggi di Indonesia
Kementerian Kesehatan RI mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak awal bulan hingga hingga saat ini mencapai 15.132 kasus dan 145 di antaranya menyebabkan kematian.
"Provinsi yang tinggi angkanya adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Sulawesi Utara dan Lampung," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati di Jakata, Kamis, 31 Januari 2019 seperti dikutip Antara.
Ditambahkan Widyawati, kasus paling banyak ditemukan berada di Provinsi Jawa Timur. Dari sekitar 38 kabupaten/kota sebanyak 37 kabupaten/kota melaporkan ditemukan kasus DBD. "Dari 37 kabupaten/kota di Jawa Timur sebanyak 21 kabupaten/kota melaporkan terjadi peningkatan temuan kasus," katanya tanpa menyebut jumlah angka.
Kasus DBD hingga saat ini terjadi di 390 kabupaten/kota di 33 provinsi dan 269 di antaranya melaporkan adanya peningkatan kasus. Di Provinsi Jawa Barat, sebanyak 27 kabupaten/kota di Jawa Barat melaporkan kejadian DBD dan 25 kabupaten/kota melaporkan adanya peningkatan kasus. Sementara Jawa Tengah, 25 dari 34 kabupaten/kotanya menghadapi kasus DBD dan 28 kabupaten/kota melaporkan adanya peningkatan kasus.
Nusa Tenggara Timur sebanyak 20 dari 22 kabupaten/kotanya juga melaporkan kasus DBD dan 19 kabupaten/kota menghadapi peningkatan kasus. Lima belas kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Utara semuanya melaporkan adanya kasus DBD. Seluruh kabupaten/kota di Lampung, yang jumlahnya 14, juga melaporkan kasus DBD dan 14 di antaranya menghadapi peningkatan jumlah kasus.
Selain itu beberapa daerah yang menghadapi kejadian luar biasa penularan DBD, termasuk Kota Kupang, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ponorogo, dan Provinsi Sulawesi Selatan.
Kasus DBD meningkat karena nyamuk penular virus dengue biasanya berkembang selama musim penghujan. Widyawati mengimbau warga selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Peran masyarakat sangat penting dalam upaya memberantas sarang nyamuk penular DBD melalui gerakan 3M Plus yaitu, pertama, menguras tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain, kedua, menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.
"Dan ketiga memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah," katanya.
Tambah Widywati, gerakan ini juga mencakup kegiatan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; menggunakan kelambu saat tidur; memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk. (wit/ant)