Kasus DBD di Tulungagung Tinggi, Capai 393 Kasus dan 9 Meninggal
Kabupaten Tulungagung telah mencatat 393 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 9 kasus kematian, hingga saat ini, Sabtu, 13 April 2024.
Angka ini menjadikan Tulungagung sebagai daerah dengan angka kematian akibat DBD tertinggi ketiga di Jawa Timur.
Dibandingkan dengan tahun 2023, jumlah kasus DBD di Tulungagung tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2023, total kasus DBD di Tulungagung hanya 206 kasus.
Peningkatan kasus DBD di Tulungagung disinyalir disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
Cuaca yang berubah-ubah yang menyebabkan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue, berkembang biak lebih cepat.
Masyarakat yang kurang waspada terhadap bahaya DBD dan tidak rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Melihat situasi ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung terus menggencarkan upaya pencegahan DBD, seperti, fogging (pengasapan) di wilayah-wilayah yang rawan DBD, sĀ¹osialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya PSN, dan pembagian abate untuk membunuh jentik nyamuk.
Dinkes Tulungagung juga menghimbau masyarakat untuk melakukan PSN minimal 1 minggu sekali dengan 3M Plus, yaitu menguras, menutup, mendaur ulang, dan Plus (memelihara ikan, memasang kawat nyamuk, dan larvabisida).
Selain itu, juga masyarakat diimbau memakai pakaian lengan panjang dan celana panjang saat beraktivitas di luar ruangan. Menggunakan obat nyamuk saat tidur.
Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala DBD seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual dan muntah, dan ruam kulit.