Penderita Demam Berdarah ada Ribuan, Dinkes Jatim Sebut Belum KLB
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Herlin Ferliana mengungkapkan, angka kejadian Demam Berdarah (DB) Jawa Timur per tanggal 13 Maret 2020 menjadi 2016 kasus dan 20 orang di antaranya meninggal dunia.
"Kemaren per 10 Maret 2020 kasusnya 1766 dan angka kematiannya 10 orang, saat ini 13 Maret kasusnya bertambah menjadi 2016 orang," kata Herlin.
Herlin mengungkapkan, tiga daerah yang memiliki kasus tertinggi ialah Trenggalek, Jember dan Banyuwangi.
Meskipun kasus DB ini terus meningkat, Herlin menegaskan bahwa kasus DB ini belum bisa disebut Kasus Luar Biasa (KLB). Sebab sebuah kasus dinyatakan KLB bila angka kasusnya bertambah dua kali lipat dari kejadian di tahun sebelumnya.
"Di tahun 2018 kemaren di bulan yang sama angka kejadian mencapai 18ribu kasus dengan angka kematian 185 orang. Tahun 2019 sampai saat ini angka kejadiannya 2016. Jadi belum bisa dibilang KLB," papar Herlin.
Sebagai langkah mengurangi DB, Herlin mengatakan untuk memberantas sarang nyamuk, yaitu genangan air secara masal. Atau dengan kata lain kembali mengalakan gerakan 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur).
"Satu nyamuk bisa bertelur 100 sampai 200 telur, untuk bertelur dia akan mencari genangan air. Dalam genangan air jentik nyamuk ini akan berubah menjadi kepompong selama tiga hari, lalu dua hari akan menjadi nyamuk bayi dalam satu jam akan menjadi nyamuk besar yang bisa terbang," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan bila tidak dilakukan pengurasan genangan air kurang dari satu minggu, akan banyak jentik-jentik nyamuk yang menjadi nyamuk.
Di sisi lain, Herlin juga tidak menyarankan untuk melakukan fogging, karena fogging hanya membunuh nyamuk besar sementara jentik-jentik nyamuknya tidak mati.
"Fogging bukan pilihan karena itu campuran insektisida dan solar, kalau sering terhirup juga tidak baik," pungkasnya.
Advertisement