Kasus Covid Sekolah di Blora Bukan Klaster PTM, Ini Sebabnya
Temuan kasus positif Covid-19 di sekolah di Kabupaten Blora telah dipastikan bukan klaster pembelajaran tatap muka (PTM). Sebab, kasus di delapan sekolah tersebut ditemukan melalui screening sebelum PTM dilaksanakan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan bahwa dirinya langsung koordinasi dengan Bupati Blora Arief Rohman untuk memastikan terkait temuan kasus tersebut. Ternyata, temuan kasus positif di sekolah itu karena justru karena dites lebih dulu sebelum PTM dilaksanakan.
“Saya cek di Blora, kontak bupati dan saya lega. Ternyata klaster di sana itu karena persiapan PTM dites lebih dulu. Itu bagus. Ya, ada SMK, MTs, SD dan SMP ini komplit,” paparnya.
Selain itu, lanjut Ganjar, temuan kasus di Kabupaten Blora semuanya dari guru. Maka, ia pun memerintahkan seluruh Kepala Dinas Pendidikan harus mengecek, pastikan guru sendiri punya kesadaran untuk sehat.
“Yang menarik semuanya itu orang tua, artinya guru. Maka, saya perintahkan seluruh Kepala Dinas Pendidikan harus ngecek, pastikan guru sendiri punya kesadaran untuk sehat. Beberapa kejadian MTs di Jepara 28 orang terdeteksi, 25 siswa dan 3 guru. Saya komunikasi dengan kemenag untuk tutup. Jangan sampai kami kasih stempel gagal,” tandasnya.
Hal tersebut juga mendapat konfirmasi dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo. “Kalau yang di Blora itu bagus. Sebelum dilakukan PTM, dilakukan screening dulu, lalu ditemukan (positif),” ujar Yulianto Prabowo usai Rapat Koordinasi Penangan Covid-19 di Ruang rapat lantai 2 Kantor Gubernur, Selasa 21 September 2021.
Bahkan, pihaknya mengapresiasi terhadap langkah Pemerintah Kabupaten Blora dalam menyambut PTM. Yakni dengan melakukan screening lebih dulu terhadap guru dan siswanya. “Blora justru kami apresiasi, ada delapan sekolah melakukan screening (sebelum PTM), dan ditemukan sekitar 40-an kasus. Jadi, bukan klaster sekolah karena menularnya bukan di sekolah,” ungkapnya.
Namun, pihaknya tidak memungkiri telah mendapat laporan adanya klaster di sekolah, seperti yang ada di salah satu sekolah MTs di Kabupaten Jepara. “Ada laporan dari Jepara, ada satu sekolahan di mana setelah dilakukan screening ada siswa yang positif sekitar 25 siswa (3 guru). Dan, semuanya tanpa gejala,” paparnya.
Semua yang dinyatakan positif telah dilakukan isolasi, bahkan beberapa di antaranya sudah sembuh. Selain itu, aktivitas sekolah tersebut juga kembali ditutup. “Yang positif diisolasi, juga tracing dan testing (pelacakan dan pengetesan). Semuanya OTG dan sudah banyak yang sembuh,” tuturnya.
Advertisement