Kasus Covid-19 Jatim Memburuk, Khofifah Pilih Tak Buka Sekolah
Kasus konfirmasi positif baru virus corona atau Covid-19 di Jawa Timur meningkat tajam dalam sebulan terakhir. Bahkan, per 31 Desember 2020, Jawa Timur mencatat angka kasus harian terbanyak sejak Maret 2020, sebanyak 935 kasus baru.
Karena kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, belum berani untuk membuka pembelajaran dengan format tatap muka di seluruh sekolah.
“Sekolah belum. Jadi tetap satu SMA, satu SMK, dan satu SLB masuk 25 persen yang sekarang sudah berjalan, dengan durasi tiga jam pelajaran tanpa istirahat dan tanpa kantin buka,” ungkap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Mantan Menteri Sosial Republik Indonesia di periode Kabinet Kerja I Joko Widodo-Jusuf Kalla itu menyampaikan, langkah antisipasi ini dilakukan agar tidak terjadi penularan yang lebih masif ketika sekolah dibuka.
Apalagi, kasus terus meningkat tajam, dan adanya ancaman penularan dari mutasi virus yang ditemukan di Inggris. Apabila muncul kasus baru yang lebih banyak, akan membebani para tenaga kesehatan yang ada.
“Ini adalah satu fenomena di mana tingkat kewaspadaan itu menjadi sangat penting apabila ingin membantu para dokter, nakes, analis supaya rumah sakit tidak overload dengan cara disiplin protokol kesehatan,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi menyampaikan, sesuai kesepakatan empat menteri pada tahun 2021 di semester genap kebijakan pembelajaran tatap muka diberikan kepada pemerintah daerah.
“Khusus Jawa Timur, sesuai arahan Ibu Gubernur kita akan menyesuaikan dengan kondisi penyebaran Covid-19. Kalau membaik akan kami buka sebanyak-banyaknya, tapi kalau justru memburuk, tetap kami lakukan pembelajaran jarak jauh,” ungkap Wahid.