Kasus Covid-19 Tinggi, Kampung Tangguh akan Dibentuk di Mergosono
Polresta Malang Kota akan segera membentuk kampung tangguh di Kelurahan Mergosono, Kota Malang. Sebab, di kelurahan tersebut tercatat dalam satu hari ada 10 pasien Covid-19 dari klaster keluarga.
Maka dari itu, Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata mengatakan dalam waktu dekat akan membentuk kampung tangguh di sejumlah RW di Kelurahan Mergosono, Kota Malang.
"Di sana belum ada kampung tangguh. Itu yang menjadi masalah. Segera akan kami bentuk," tuturnya, pada Selasa 23 Juni 2020.
Menurut Leo, dengan adanya kampung tangguh akan memudahkan proses tracing kepada klaster keluarga. Karena dalam satu kampung tangguh ada sekitar 200 sampai 400 Kartu Keluarga (KK).
"Kampung tangguh itu kan ada di tiap RW. Kami tidak mengambil lingkup kecamatan atau kelurahan karena cakupannya terlalu luas," ujarnya.
Dengan skala yang lebih kecil tersebut maka dapat memudahkan proses tracing kontak, mulai dari aktivitas sampai pernah berinteraksi dengan siapa saja, jika ada pasien konfirm positif dari klaster keluarga.
"Yang paling penting adalah treatmentnya. Jika dilihat munculnya klaster keluarga ini karena proses isolasi mandiri yang tidak disiplin. Maka saya menganjurkan agar proses isolasi jangan dilakukan di rumah pasien sendiri," terang Leo.
Saat ini ujar Leo sudah ada 91 kampung tangguh yang tersebar di tiap RW di Kota Malang. Ia mengatakan akan terus menambah jumlah kampung tangguh tiap harinya untuk menekan jumlah kasus Covid-19 di Kota Malang.
Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 Nahdlatul Ulama (NU) Malang Raya, dr Syifa Mustika menyarankan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk mengoptimalkan fungsi dari safe house yang dimiliki seperti Balai Diklat di Jalan Kawi, untuk dijadikan sebagai kamar isolasi bagi pasien Covid-19 dari klaster keluarga.
"Pemkot kan memiliki safe house di Jalan Kawi, itu agar segera difungsikan. Agar klaster keluarga yang rumahnya tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri agar dievakuasi ke sana," tutupnya.