Kasus Covid-19 Naik, UB Kurangi Kuota Kuliah Tatap Muka 25 Persen
Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, mengurangi kuota perkuliahan tatap muka yang semula sebesar 50 persen dari kapasitas kelas menjadi 25 persen.
Pengurangan kuota kuliah tatap muka tersebut karena melihat kondisi pandemi Covid-19 di Kota Malang yang meningkat. Apalagi dengan sudah menyebarnya varian omicron di kota pendidikan tersebut.
"Untuk kuliah luring tetap dilakukan sementara kuotanya 25 persen yang luring jadi dikurangi. Awalnya 50 persen," ujar Rektor UB, Nuhfil Hanani, pada Kamis 3 Februari 2022.
Rencananya sesuai kalender akademik UB, ujar Nuhfil, kuliah tatap muka bakal dilakukan pada 7 Februari 2022. Seluruh mahasiswa baru UB dijadwalkan mengikuti perkuliahan tersebut.
"Jadi tidak semua angkatan. Kami ambil yang semester tiga," katanya.
Nuhfil mengatakan, pihaknya bakal terus melakukan evaluasi terkait penerapan kuliah tatap muka tersebut secara berkala. Jika aman, kuotanya bisa ditingkatkan lagi.
"Karena kasus Covid-19 di Kota Malang ini lagi naik. Nanti setelah 25 persen. Dilihat seminggu, dua minggu satu bulan dilihat lagi kondisi pandemi seperti apa," ujarnya.
Sejauh ini, seluruh fakultas di UB sudah siap menggelar kuliah tatap-muka dengan menyiapkan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, pengukur suhu tubuh hingga perangkat teknologi untuk mendukung kuliah hybrid.
"Semua fakultas sudah siap. Kami lihat semua kelasnya sudah dilengkapi dengan teknologi yang disediakan. Protokol kesehatannya sudah diterapkan semuanya," katanya.
Selain itu, UB juga sudah menyiapkan safe house atau rumah aman jika nanti ditemukan ada mahasiswa yang terinfeksi Covid-19 saat menjalani perkuliahan tatap-muka.
"Kami sudah siapkan di Kampus Dieng. Kapasitasnya sebanyak 160 bed isolasi. Syarat bagi mahasiswa yang ikut kuliah luring, harus sudah divaksin dua kali, mengisi formulir kesehatan dan mendapat izin dari orangtua," ujarnya.