Pemerintah Nanggung, Pakar Unair Prediksi Kasus Aktif Capai 9.000
Penanganan pandemi virus corona atau Covid-19 di Jawa Timur masih jauh dari harapan. Pakar Epidemologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, dokter Windhu Purnomo menyampaikan, upaya yang serba nanggung dilakukan oleh pemerintah jadi penyebab pandemi virus corona atau Covid-19 tak dapat dikendalikan dengan baik.
Padahal, kata Windhu, sebelumnya Pemprov Jatim telah berhasil menekan angka kasus Covid-19 di Jatim pada bulan Oktober lalu.
“Kita sedang menuju puncak kedua untuk Jawa Timur padahal ini gelombang pertama saja belum selesai. Jadi sekarang sedang menanjak, kita tak tahu sampai kapan naiknya. Saya prediksi kasus aktif sekarang 6000-an sampai 10 Januari 2020 nanti kira-kira bisa sampai sembilan ribu,” kata Windhu, Minggu 27 Desember 2020.
Prediksi kasus aktif sebanyak itu tak lain karena penambahan kasus harian yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir ini selalu di atas 700-800 kasus.
Di sisi lain, upaya pemerintah dinilai serba nanggung karena tidak memperlihatkan adanya ketegasan, sehingga masyarakat mau patuh untuk menerapkan protokol kesehatan.
Apalagi, saat ini masuk masa libur Natal dan Tahun Baru 2021 yang diprediksi menjadi ancaman terjadi peningkatan kasus seperti tiga periode libur sebelumnya pada saat libur Hari Raya Idul Fitri, libur pasca 17 Agustus, dan libur peringatan Maulid Nabi.
Windhu berpesan kepada pemerintah dan lembaga terkait, untuk melakukan upaya yang lebih tegas. Selama ini, menurutnya sudah banyak produk hukum yang dibuat untuk penanganan Covid-19, namun penerapannya dinilai begitu lemah.
“Tak seusai harapan karena tidak tegas menegakkan hukumnya. Kalau tegas, masyarakat pasti akan patuh. Ini harus dilakukan dengan denda yang menimbulkan efek jera. Pasti masyarakat akan taat,” ujarnya.
Windhu mengatakan, apabila tidak diantisipasi dengan baik maka akan membebani rumah sakit (RS) rujukan maupun lapangan karena pasien yang dirawat lebih banyak.
Belum lagi pasien dengan kondisi yang buruk dan tidak dapat ditolong dengan berbagai upaya perawatan akan meninggal, dan angka kasus meninggal akan lebih tinggi. “Sebanyak apapun RS Rujukan atau bed isolasi yang ditambah kalau masyarakat tetap tidak taat protokol kesehatan ya tidak ada artinya,” pungkasnya.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun
Advertisement