Kasus Covid-19 di Lamongan Turun Drastis
Kasus Covid-19 di Lamongan mengalami penurunan cukup drastis. Setidaknya, kenyataan ini terpantau dalam seminggu terakhir.
Mulai korban yang baru terkonfirmasi terpapar, tingkat kesembuhan, hingga total yang terkonfirmasi aktif. Semua menunjukkan angka penurunan. Bahkan tingkat kematian 0 persen.
Data Dinas Kesehatan Lamongan menyebutkan, penurunan kasus Covid-19 gelombang 3 mulai terjadi pada akhir Februari 2022. Persisnya 26 Februari 2022, sekaligus bisa disebut sebagai puncak kasus Covid-19 di Kota Soto ini.
Saat itu terdata, korban yang terkonfirmasi aktif sejumlah 481 orang. Terinci dari yang terkonfirmasi baru 59 orang, sebanyak 120 orang sembuh dan 1 orang meninggal dunia.
Besoknya, 27 Pebruari 2022 jumlah itu menurun. Terkonfirmasi aktif menjadi 429 orang. Hasil dari kasus baru sebanyak 48 orang dengan dibarengi tingkat kesembuhan 99 orang serta 1 orang meninggal dunia.
Begitu memasuki Maret, kasus Covid-19 ini semakin susut. Pada 1 Maret 2022, yang terkonfirmasi baru hanya 14 orang, sembuh 62 orang dan meninggal dunia 1 orang. Total terkonfirmasi aktif 309 orang.
Penurunan ini terus berlanjut. Data terakhir diperoleh Ngopibareng.id menyebutkan, pada 5 Maret 2022 terdapat total kasus aktif menyisakanl 165 orang. Terinci dari kasus baru sebanyak 26 orang, sembuh 55 orang, dan 0 kematian.
Kepala Dinas Kesehatan Lamongan, dr Ahmad Taufiq, mengatakan, bahwa awal Maret bisa dijadikan petunjuk apakah kasus Covid-19 di Lamongan akan mengalami kenaikan atau sebaliknya.
"Alhamdulillah, ternyata memang turun. Bahkan bisa dikatakan mengalami tren turun drastis. Semoga turun terus," katanya, Minggu 6 Maret 2022 sore.
Namun demikian, Taufiq berharap masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah. Di antaranya dengan memakai masker saat beraktivitas di luar dan mengikuti vaksinasi.
"Terpenting lagi, kita harus meningkatkan perhatian terhadap program-program pengendalian penyakit kronis, penyakit tidak menular dan seterusnya," pintanya.
Karena upaya pencegahan pengendalian harus maksimal ketika dibutuhkan dan akan mengurangi jumlah penderita. Termasuk jumlah yang dirawat dan jumlah kematian.
"Bila kita tidak mengupayakan maka pandemi akan lebih lama, jumlah kasus bisa bertambah dan yang dirawat dan kematian akan panjang dan banyak," paparnya.
Pastinya, Taufiq, yang juga Sekretaris Satgas Covid-19 Lamongan ini lebih jauh menegaskan, penurunan angka kasus Covid-19 salah satunya karena sudah melampaui puncak. Dan secara otomatis berangsur turun.
"Memang, sifat pandemi ya seperti itu. Ketika sudah melampaui puncak, kasus akan turun," tandasnya.
Dengan kondisi saat ini, masih menurut Taufiq, pemerintah barangkali sudah saatnya berani menyampaikan bahwa Covid-19 sudah seperti flu biasa. Tetapi tetap fokus pada penerapan masker, vaksinasi dan program pengendalian penyakit kronis yang selalu menyumbang porsi kematian.
Karena sakit yang harus dihindari adalah kematian. Kalau sudah begitu, pembiayaan perawatan Covid-19 dikembalikan seperti sebelum pandemi.
"Menurut saya, nantinya akan lebih proporsional terhadap beban pembiayaan, serta bisa mendorong kepada pembiayaan pembangunan yang dibutuhkan untuk mengurangi kemiskinan," pungkasnya.