Kasus Covid-19 Anak Muda Capai 3.879, Risma Minta Hati-hati
Berdasarkan data yang dihimpun Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, saat ini kasus penderita Covid-19 didominasi oleh anak muda. Penyebabnya ialah budaya cangkrukan atau nongkrong yang belum bisa dihilangkan.
Berdasarkan postingan akun Instagram resmi @satpolppsurabaya, tercatat data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, bahwa angka kasus Covid-19 yang menyerang anak mudah cukup tinggi.
“Berdasarkan data Dinkes Surabaya per 14 September 2020, ada 3.879 kasus anak muda Surabaya terkena Covid-19. Jumlah ini merupakan 29,36 dari kumulatif positif yang berjumlah 13.208,” tulis akun tersebut.
“Jumlah 3.879 kasus ini merupakan total dari kategori umur 15 hingga 34 tahun. Sedangkan umur 26 hingga 34 tahun merupakan tertinggi ketiga di Surabaya, dengan jumlah 2.422 kasus,” lajutnya.
Dalam akun tersebut juga menyebutkan bahwa angka kumulatif itu cenderung meninggkat jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2020.
“Di periode 14 Agustus, dengan kategori umur 15 sampai 34 tahun sebanyak 2.936 anak muda tertular. Jumlah ini merupakan 28,47% dari total 10.309 kasus,” tulis keterangan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan bahwa tingginya kasus anak muda tersebut, merupakan dampak dari masih maraknya budaya cangkruk.
“Ini aku curiga, beberapa kecamatan tak minta evaluasi yang masalah anak muda itu. Coba tracing yang jujur, kita pengen tahu dia kemana, seperti misalnya dia cangkruk,” kata Risma, pada Jumat 18 September 2020.
Oleh karena itu, Risma mengimbau kepada para pemuda Surabaya untuk mengurangi kegiatan di luar rumah. Bila terpapar Covid-19 maka orang tersebut dapat menulari anggota keluarga yang lain.
“Setelah main kemudian dia pulang ke rumah, menulari ibunya, ada neneknya juga, kan jadi bahaya. Jadi saya minta mereka agar berhati-hati, mungkin dia OTG tapi bisa nulari yang lain,” tutupnya.