Kasus Campak Jatim Meningkat, Waspadai Gejala Ini Pada Anak
Dokter spesialis Anak, Dr Dominicus Husada, dr., DTM&H.,MCTM(TP).,Sp.AK mengungkapkan, adanya peningkatan kasus campak di beberapa wilayah di Jawa Timur merupakan efek dari pandemi Covid-19.
Hal ini lantaran, ketika pandemi menerpa Indonesia terjadi penurunan cakupan vaksin secara signifikan. Oleh sebab itu, banyak anak yang tak mendapatkan imunisasi secara lengkap.
Lantas apa sebenarnya gejala yang wajib diwaspadai orang tua?
Dokter yang merupakan anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini menjelaskan, gejala khas dari campak adalah munculnya ruam-ruam merah. Sayangnya, gejala tersebut baru muncul di hari kelima, sehingga campak tidak bisa langsung diketahui di hari pertama penularannya.
"Campak gejalanya muncul ruam atau bercak merah, panas, batuk, pilek dan sakit mata. Kalau merah-merah baru keluar sekitar hari kelima. Jadi awal tidak hanya gejala, mungkin panas tinggi yang muncul," ujar dokter bagian Bidang Pengembangan, Penelitian, Pendidikan IDAI Jatim.
Menurutnya, dokter tak bisa mendiagnosis itu campak atau bukan ketika ruam atau bercak merah tersebut belum muncul.
"Tidak bisa ditangani sebagai campak juga, soalnya belum ada buktinya. Padahal dia menular sebelum merahnya keluar," terangnya, Senin, 23 Januari 2023.
Untuk itu, ia menekankan agar anak melakukan vaksinasi untuk menghindari penyakit tersebut. "Vaksinlah! itu pedoman paling sederhana. Membuat vaksin itu sulit, maka diprioritaskan untuk penyakit berbahaya dan mematikan. Sekarang, barangnya ada tidak kalau mau vaksin," paparnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa vaksin campak tak bisa disepelekan. Sebab, campak menjadi penyakit pembunuh anak nomor 5 terbanyak di dunia.
"Jadi ini penyakit berbahaya, bukan kaleng-kaleng. Yang meninggal dunia banyak," imbuhnya.
Idealnya vaksin campak diberikan pada saat anak usia 9 bulan. Tetapi ujar dokter Dominicus, kalau pun terlambat tak jadi masalah, asal tetap diberikan.
Ia pun menganalogikan vaksin sebagai gembok sebuah rumah. Bila gembok belum terpasang, tentunya seseorang akan berusaha pulang dan menggembok rumah.
"Begitu juga dengan vaksin, bila belum dilakukan segera lakukan," tandasnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyebut penyakit campak rubela mengalami peningkatan kasus di Jatim. Peningkatan tersebut terjadi di Kota Batu, Kabupaten Bangkalan, Magetan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Pasuruan dan Probolinggo.
Untuk itu, pihaknya mengimbau agar seluruh pihak mewaspadai hal tersebut, khususnya pada sektor kesehatan.
Sedangkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat pada tahun 2022, terdapat 3.341 kasus campak yang menyebar di 223 kabupaten/kota di 31 Provinsi.
Advertisement