Kasus Bunuh Diri Meningkat, Kepedulian Jadi Kunci Pencegahan
Nyala lilin menyinari halaman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Sabtu, 10 September 2022 malam. Lilin-lilin yang dinyalakan oleh sekitar 500 mahasiswa tersebut adalah wujud dari peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia atau World Suicide Prevention Day (WSPD).
Peringatan hari pencegahan bunuh diri kali ini, dihadiri secara spesial oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak. Tak hanya datang Emil juga menyanyikan lagu berjudul 'Smile' yang dikhususkan untuk para survivor.
"Saya ingin mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan isu mental health. Kesehatan jiwa adalah medical isu bukan sesuatu hal yang tabu," ujar Emil disela-sela pesannya sebelum bernyanyi.
Sementara dokter Nalini Muhdi, SpKJ (K), sebagai perwakilan Indonesia untuk International Association of Suicide Prevention (IASP) mengungkapkan, angka bunuh diri di Indonesia meningkat signifikan terutama ketika pandemi COVID-19.
Sayangnya, saat ditanya mengenai data, dokter Nahlini Muhdi tidak bisa menyebutkan secara pasti. Sebab, prevelensi angka yang didapatkan dari kepolisian bukan dari RS atau layanan medis.
"Biasanya yang sudah terekspos dan meninggal dunia saja yang muncul di permukaan, sementara data kasus percobaan bunuh diri tidak pernah muncul. Saya yakin percobaan bunuh angkanya bisa puluhan kali lipat dari angka bunuh diri," ujar dokter Psikiatri RSUD DrĀ Soetomo ini.
Menurutnya, dalam pencegahan bunuh diri upaya preventif dan kepedulian orang sekitar penting untuk dilakukan. Karena, saat ini pada usia 19 hingga 39 tahun penyebab utama kematian adalah bunuh diri.
"Dulu penyebab utama kematian adalah kecelakaan, tapi mulai pandemi ini bergeser penyebab utama kematian yang pertama adalah Suicide. Sangat memprihatinkan," terang dokter Nalini Muhdi.
Untuk diketahui, lembaga dunia WHO mencatat di dunia satu juta orang per tahun meninggal akibat bunuh diri. Jumlah ini bahkan lebih banyak daripada korban perang. Dokter Nalini Muhdi pun berharap, mengetahui fakta ini masyarakat bisa lebih peduli pada isu kesehatan mental dan lingkungan sekitar.
"Kalau memang orang tersebut (orang yang melakukan percobaan bunuh diri) tidak sadar dia butuh pertolongan, paling tidak ada orang lain yang peduli sehingga hal itu bisa dicegah. Mari kita temani mereka, agar mereka sadar bahwa selalu ada harapan," tandasnya.
Advertisement