Satu Bayi Diduga Tertukar Sudah Jalani Tes DNA
Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya membenarkan jika pihaknya sekarang sudah melakukan tes DNA untuk memastikan apakah dugaan bayi tertukar di RSUD Dr Soetomo Surabaya benar terjadi atau tidak.
Juru bicara RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dr Pesta Parulian mengatakan, jika tes DNA yang sudah dijalankan itu hanya untuk satu bayi saja. Bayi yang menjalani tes DNA adalah bayi yang diduga tertukar dibandingkan dengan orangtua.
Dari tes DNA ini diharapkan dapat membuktikan apakah benar dugaan bayi tertukar itu benar terjadi atau tidak.
"Kami sudah melakukan tes DNA untuk memeriksa secara ilmiah kedokteran. Sedang kami tunggu hasilnya," ujar Pesta saat dihubungi oleh ngopibareng.id
Kata Pesta, tes DNA ini adalah salah satu bentuk bentuk tanggung jawab manajemen RSUD Dr Soetomo Surabaya atas dugaan bayi tertukar di rumah sakit terbesar di Indonesia Timur ini.
Jika nantinya berdasarkan tes DNA hasilnya membuktikan jika dugaan bayi tertukar benar terjadi, maka manajemen RSUD Dr. Soetomo Surabaya akan melakukan prosedur lanjutan yaitu investigasi dari berbagai sisi. Tujuannya untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya.
Sementara itu, sembari menunggu hasil tes DNAnya keluar, Pesta meminta semua pihak untuk bersabar.
"Kalau nemang beda, nanti diselidiki sehari itu berapa bayi yang lahir. Berapa bayi yang ada di ruang rawat bayi baru lahir, petugas, dokumen semua diselidiki oleh kami," tutupnya.
Kasus dugaan bayi tertukar ini menjadi perhatian publik di Surabaya pada 15 April yang lalu. Pasangan Mughni dan Siti Romlah mengklaim jika anaknya tertukar dengan bayi lainnya. Klaim ini berdasarkan pengakuan Mughni yang mengatakan jika sesaat istrinya melahirkan, tenaga medis menyebutkan jika jenis kelaminnya perempuan.
Namun dua hari kemudian, jenis kelaminnya menjadi laki-laki. Pasangan ini menjadi curiga karena begitu melahirkan, mereka tidak diberikan kesempatan untuk melihat langsung jenis kelamin anaknya. Melainkan kesempatan untuk melihat anaknya langsung baru diberikan dua hari kemudian.
"Tapi saat dilihat, kok jenis kelaminnya laki-laki? Padahal setelah melahirkan dibilang perempuan," kata Mughni. (alf)