Kasus Aktif dan Kesembuhan di Indonesia, Begini Faktanya
Perkembangan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia cukup menggembirakan. Kasus aktif Indonesia menurun hingga angka 7,3 persen lebih rendah dari tingkat dunia sebesar 8,43 persen. Sementara kesembuhan terus meningkat mencapai 89,5 persen melebihi rata-rata dunia sebesar 89,47 persen.
Kabar baik ini disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu 25 Agustus 2021.
Kabar baik ini ditandai dengan penurunan kasus aktif yang terus bertahan hingga saat ini. Dan penurunan signifikan terjadi pada minggu ini menjadi 306.760 kasus dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 384.807 kasus.
"Atau dalam 1 minggu terjadi penurunan kasus mencapai lebih dari 78 ribu kasus. Tingginya angka penurunan kasus aktif minggu ini kontribusi dari 32 provinsi," kata Wiku.
Meskipun, terdapat 2 provinsi yang perlu menjadi perhatian karena mengalami kenaikan kasus aktif dan penurunan kesembuhan minggu ini. Keduanya yakni Aceh Papua. Secara kasus aktifnya, Aceh naik 1,86 persen dan Papua naik 0,04 pesen. Dan pada angka kesembuhan, Aceh turun 1,92 persen dan Papua turun 0,06 persen.
Namun, apresiasi diberikan kepada 5 provinsi dengan penurunan kasus aktif tertinggi dan pada saat bersamaan mengalami kenaikan kesembuhan yang cukup tinggi. Pada kasus aktif penurunan tertinggi di DI Yogyakarta turun 6,75 persen, diikuti Kalimantan Barat turun 6,18 persen, Gorontalo turun 5,78 persen, Sulawesi Tengah turun 5,64 persen dan Papua Barat turun 5,59 persen.
Sedangkan untuk angka kesembuhan kenaikan paling tinggi terjadi di DI Yogyakarta naik 6,69 persen, Kalimantan Barat naik 6,06 persen, Papua Barat naik 5,54 persen, Sulawesi Tengah naik 5,52, Gorontalo naik 5,48 persen dan NTT naik 5,37 perse.
Indikator Kasus Aktif
Melihat perkembangan baik pada 2 indikator kasus aktif dan kesembuhan ini adalah kabar baik yang perlu terus dipertahankan. Dan perkembangan baik ini tidak akan tercapai tanpa kerjasama berbagai pihak. Utamanya tenaga kesehatan yang berjuang menangani pasien COVID-19, serta pemerintah daerah yang bergerak cepat memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan di wilayahnya masing-masing.
"Saya apresiasi seluruh pihak, dan tentunya dengan perbaikan ini tidak boleh membuat kita lengah. Justru sebaliknya menjadi semakin semangat untuk terus melakukan perbaikan," kata Wiku.
Walaupun ada kabar baik, ia menyayangkan kasus kematian Indonesia di angka 3,2% lebih tinggi dibandingkan angka dunia sebesar 2,09%. Berdasarkan angka kematian, Indonesia menduduki peringkat 9 kematian kumulatif tertinggi di dunia.
Per 22 Agustus 2021, jumlah kematian mingguan di Indonesia sebanyak 8.784 kasus atau lebih dari 1000 kematian per minggunya.
Yang cukup mendesak, perbaikan pada 5 provinsi karena mengalami kenaikan kematian tertinggi. Yaitu di Jawa Tengah naik 0,32%, diikuti Lampung dan Gorontalo naik 0,3%, Bali naik 0,24% serta Bengkulu naik 0,17%.
Jika melihat angka kesembuhan dan kematian Indonesia yang sama-sama tinggi, menjadi keadaan yang tidak biasa. Karena biasanya jika kesembuhan naik, maka kematian akan turun, begitupun sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum problematika kematian nasional akibat pandemi COVID-19 masih menjadi tantangan yang belum terselesaikan.
Permasalahan ini dapat disebabkan karena penguatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan isolasi terpusat tidak diimbangi dengan pemanfaatannya secara maksimal. Dan bisa jadi, pasien COVID-19 tidak tertangani dengan cepat atau masih melakukan isolasi mandiri dalam keadaan yang tidak memadai. Untuk itu pemerintah daerah mendesak melakukan perbaikan, pesan Wiku.
Terkait data kematian juga diusahakan melalui proses sinkronisasi yang sudah dan akan terus ditingkatkan. Pemda dihimbau terus tingkatkan sinkronisasi angka kematian dengan lembaga terkait apabila terdapat perbedaan data pusat dan daerah. "Dan data yang menjadi navigasi penanganan dapat lebih akurat dan kebijakan jyang dihasilkan lebih tepat sasaran," pesan Wiku.
Advertisement