Kasus Aktif Covid-19 Jatim Terendah Kedua
Penanganan virus corona atau Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur beserta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan seluruh kepala daerah di Jatim betul-betul membuahkan hasil yang positif. Padahal, sebelumnya Jatim pernah menjadi provinsi dengan penambahan kasus terbanyak nasional.
Kini, berdasar data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia angka kasus aktif yang ada terendah kedua dengan presentase 4,55 persen di bawah Gorontalo dengan kasus aktif sebesar 2,66 persen.
"Alhamdulillah, Jawa Timur konsisten memiliki kesembuhan yang lebih tinggi dibandingkan kasus baru, di sisi lain kapasitas testing juga terus naik namun positivity rate menurun. Hasilnya per 26 Oktober 2020, berdasarkan pengolahan data dari Kemenkes RI, Jawa Timur menjadi provinsi dengan prosentase kasus aktif terendah nomor dua se-Indonesia," kata Khofifah, Selasa 27 Oktober 2020.
Secara kuantitatif, papar Khofifah, kasus Aktif Covid-19 di Jawa Timur menjadi terendah dibandingkan provinsi besar lain di Jawa dengan total kasus sebanyak 2.352 kasus, sedangkan Jawa Tengah sebanyak 3.762 kasus, Jawa Barat 9.897 kasus dan DKI Jakarta sebanyak 11.473 kasus.
Sementaa itu, sampai saat ini testing terus digencarkan. Dalam periode 19-25 Oktober ini total sudah dilakukan sebanyak 27.279 dengan kasus positif baru sebanyak 1.941 setara 7 persen.
Selain itu, per hari ini peta risiko Covid-19 di Jatim kembali berubah. Tercatat saat ini daerah zona kuning atau risiko rendah bertambah dari 19 menjadi 24, sementara zona oranye atau risiko sedang 15 daerah, sedangkan zona merah atau risiko tinggi nihil.
Walau sudah banyak capaian positif, Khofifah berpesan kepada warga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan karena sampai saat ini Jatim masih belum betul-betul aman dari penyebaran Covid-19.
"Kewaspadaan harus ditingkatkan, protokol kesehatan juga harus terus ditegakkan sembari menunggu vaksin yang efektif untuk Covid-19. Saya optimis bersama warga Jawa Timur, kita semua bisa melewati pandemi Covid-19 dengan hasil yang terbaik," pungkas, mantan menteri Sosial Republik Indonesia itu.