Kasada Tanpa Pengukuhan Dukun, 7 Pejabat Jadi Warga Kehormatan
Warga Tengger yang mendiami empat kabupaten yakni, Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang menggelar ritual Yadnya Kasada Tahun 1945 Saka di kawasan Gunung Bromo, Minggu-Senin, 4-5 Juni 2023.
Yadnya Kasada tahun ini tanpa diwarnai pengukuhan dukun pandita karena semua desa Tengger di sekitar Gunung Bromo masih memiliki dukun pandita.
“Benar, pada Yadnya Kasada tahun ini tidak ada agenda pengukuhan dukun pandita karena setiap desa Tengger di empat kabupaten masih ada,” kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto, Senin dini hari, 5 Juni 2023.
Biasanya, pengukuhan dukun pandita baru diselenggarakan bersamaan dengan ritual Yadnya Kasada yang digelar di Pura Poten Luhur di kawasan Laut Pasir (Kaldera) Bromo. Pengukuhan dilakukan jika dukun pandita yang melayani warga Tengger di setiap desa berhalangan tetap seperti sakit keras, meninggal dunia, atau pindah domisili.
Dukun pandita Tengger berbeda dengan sosok dukun supranatural yang berkembang di masyarakat pada umumnya. Dukun pandita merupakan sosok yang biasa melayani warga Tengger dalam hal upacara adat dan agama.
Suasana prosesi Yadnya Kasada yang digelar Pura Luhur Poten terasa lebih khidmat. Tidak terdengar lagi raungan kendaraan bermotor yang dinaiki wisatawan seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebab, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menutup kawasan Bromo untuk wisatawan Sabtu-Senin, 3-5 Juni 2023.
Prosesi Yadnya Kasada diawali dengan kedatangan para warga Tengger yang membawa ongkek. Ongkek dari bambu itu berisi hasil bumi (pertanian) yang kemudian dipersembahkan (dilarung/dilempar) ke kawah Gunung Bromo. Mereka sudah mulai berdatagan membawa ongkek sejak Senin dini hari pukul 00.00.
Tepat pukul 03.00, Yadnya Kasada ini dimulai dengan pemaparan kisah Yadnya Kasada oleh Ketua Dukun Paruman Tengger, Sutomo. Setelah itu warga Tengger beribadat di pura yang terletak di tengah Laut Pasir.
Larung sesaji, kata Bambang, sebagai wujud syukur warga Tengger karena Tuhan telah melimpahkan hasil bumi. “Sekaligus penggenapan janji warga Tengger kepada Joko Seger dan Roro Anteng yang mengorbankan putranya, Raden Kesuma untuk dilarung ke kawah Gunung Bromo,” ujar Bambang.
Alumnunis Institut Agama Hindu Negeri (sekarang Universitas Hindhu Negeri) Denpasar itu berharap, Yadnya Kasada menjadi meomen untuk meningkatkan srada dan bakti kepada Sang Hyang Widji Wasa.
Tujuh Pejabat Dikukuhkan
Di luar ritual Yadnya Kasada, digelar pula resepsi Yadnya Kasada di Pendapa Agung, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Minggu malam, 4 Juni 2023. Dalam kegiatan tersebut, dikukuhkan sebanyak tujuh pejabat termasuk, anggota Forkopimda Kabupaten Probolinggo sebagai warga kehormatan Suku Tengger.
Mereka yang dikukuhkan adalah, Dandim 0820 Letkol Arm. Heri Budiasto, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Kraksaan I Made Yuliada, Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto dan istrinya, Ketua DWP Kabupaten Probolinggo, Erik Ugas Irwanto.
Dikukuhkan pula Direktur Rumah Swadaya Kementrian PUPR KM. Arsyad, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Hendro Widjanarko dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo Wida Rihadyan Adji.
"Tentunya ini merupakan suatu hal yang luar biasa bagi kami sehingga memiliki tanggung jawab ke depan untuk membawa adat budaya Tengger ini menjadi lebih baik lagi," kata Dandim.
Sementara itu Supoyo, tokoh Suku Tengger di Kabupaten Probolinggo mengatakan, melalui Yadnya Kasada, terdapat nilai yang harus dijaga dan dilestarikan. Yakni, budaya dan adat istiadat, termasuk yang disampaikan oleh Dandim 0820.
"Bagi kami warga Tengger, selalu berharap bisa hidup rukun, tentram, serta merawat apa yang menjadi peninggalan nenek moyang Suku Tengger," katanya.
Resepsi Yadnya Kasada juga diwarnai dengan Seni Drama dan Tari (Sendratari) Roro Anteng dan Joko Seger, yang dibawakan para murid SMA Negeri 1 Dringu, Kabupaten Probolinggo.
Advertisement