Kapasan Ditutup, Pedagang Menawar Semprot Pasar Cukup 4 Hari
Para pedagang di Pasar Kapasan mengaku banyak merugi di tengah pandemi virus corona jenis baru ini. Seperti sudah jatuh tertimpa tangga, kerugian semakin terasa setelah Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya secara resmi menutup bangunan dalam rentang waktu 14 hari. Jika untuk semprot saja, pedagang meminta penutupan tak sampai 14 hari.
Anik, salah satu penjaga toko di Pasar Kapasan mengatakan telah meneria surat dari PD Pasar Surya. Isinya, pengelola pasar itu memintanya untuk menutup gerainya sementara dengan alasan, akan melakukan sterilisasi di kawasan pasar.
Anik dan pedahang lain merasa keberatan dengan perintah penutupan gerai selama 14 hari. Sebab, jika untuk penyemprotan, menurutnya waktu tiga sampai empat hari sudah cukup. “Lah ini gak ada tujuan yang pasti. Jadi belum ada kepastian,” kata Anik, ketika dihubungi reporter Ngopibareng.id, Sabtu, 4 April 2020.
Perempuan penjaga gerai baju anak muda dan busana muslim itu mengungkapkan, sejak pandemi covid-19 melanda Surabaya, Pasar Kapasan sepi pengunjung. Ia pun mengeluhkan penutupan yang dilakukan PD Pasar Surya ini.
“Yah (penutupan pasar) pengaruh seh, banyak yang nganggur, tutup semua, ini sudah diringkesi sejak pagi sampai jam satu belum selesai. Sebelumya sudah sepi, kalau ada ini tambah gak ada orang, nyante poll satu bulanan ini, mulai Maret,” jelasnya.
Anik juga mengaku mengalami penurunan omset. Jika di hari normal, pendapat kotor di tempatnya bisa mencapai puluhan juta rupiah per hari. Namun akibat adanya covid-19, bisa menurun hingga 50 persen.
“Pas sepi menurun drastis, bisa 50 persen. Sampai pegawai diroling, satu hari kerja satu hari libur, bayaran dipotong juga lah. Ruginya banyak sampai ratusan juta,” terangnya.
Di sisi lain, salah satu pemilik toko, Alex mengatakan, sejatinya para pengusaha tak begitu mempermasalahkan penutupan Pasar Kapasan. Namun, ia merasa kasihan dengan orang lain yang menggantungkan hidupnya pada aktivitas pasar.
“Saya sendiri gak masalah sebenarnya Mas, tapi kasihan saya sama karyawan, tukang becak, terus penjaga parkir. Gimana nasibnya kalau ditutup,” tutur Alex.
Meski terjadi penutupan, Alex mengaku kalau ia tetap bisa menjual barang dagangannya melalui daring. Kendati demikian, ia tetap meliburkan karyawannya.
“Banyak pedagang ganti online, kalau online kan semua pasti ada (pembelinya) kalau minta-minta (langganan) itu lewat Whatsapp, Nanti (pengirimannya) lewat ekspedisi,” ucap Alex.
Alex berharap, ditutupnya Pasar Kapasan ini tidak berlangsung lama. Karena dapat menggangu stabilitas ekonomi para pekerjanya, yang mayoritas sudah berkeluarga.
“Kalau aku sih, kalau habis di semprot yah jangan lama-lama lah, kasian pegawainya juga. Kan kasihan juga, pusing yah, apalagi habis gini puasa dan lebaran,” tutupnya.
Advertisement