Karyawan CV Grapari Demo Minta Diizinkan Bangun Pabrik
Puluhan karyawan pabrik pengolahan kayu CV Graha Papan Lestari (Grapari) berunjuk rasa di depan Kantor Walikota Probolinggo, Rabu, 9 Maret 2022.
Mereka menuntut agar Pemkot Probolinggo mengizinkan perusahaan di Jalan Prof. HAMKA itu kembali mendirikan pabrik yang pernah terbakar habis, 23 Juli 2021 silam.
Sisi lain, pemkot tidak mengizinkan pabrik dibangun kembali karena letaknya berimpitan dengan lokasi pembangunan Rumah Sakit Ar-Rozi. Pemkot beralasan, rumah sakit baru itu direncanakan dan dibangun lebih dulu sebelum pabrik pengolahan kayu itu berdiri.
Puluhan pekerja CV Grapari itu begitu tiba di depan Kantor Walikota Probolinggo langsung menggelar orasi dan mengacung-acungkan sejumlah poster. Di antaranya poster itu berbunyi, “Kami Ingin Bekerja Kembali”, “Suami Kami Butuh Kerja Demi Anak Istri” dan “Hidup Suami Bergantung ke Pabrik”.
Sejumlah karyawan naik ke atas truk tronton (bak terbuka) untuk berorasi. Mereka menyuarakan, agar pemkot mengizinkan pabrik dibangun kembali.
Akhirnya General Manager CV Grapari, Kartini Candra Kirana didampingi sejumlah karyawan ditemui Walikota Habib Hadi Zainal Abidin beserta kepala-kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Ruang Puri Manggala Bhakti, Pemkot Probolinggo.
Dalam kesempatan itu, Kartini menanyakan mengapa walikota tidak mengeluarkan izin pembangunan pabrik CV Grapari. “Padahal semua persyaratan perizinan sudah kami penuhi. Kami juga telah mengadu ke DPRD,” ujarnya.
Dikatakan pabrik CV Grapari sudah berdiri dan telah mengekspor produk kayu olahan (barecore) sejak 2016 silam. Bahkan meski kondisi pandemi Covid-19, CV Grapari tetap bertahan untuk memenuhi kebutuhan karyawan.
"Saat ini, karyawan tidak jelas nasibnya. Tolong Pak Walikota perhatikan nasib kami semuanya," ucapnya.
Hal senada diungkapkan Syafiudin, koordinator aksi unjuk rasa. Ia mendesak Pemkot Probolinggo memberikan izin kepada perusahaan, agar pembangunan kembali perusahaan yang saat ini mencapai 70%, dapat segera selesai.
“Jika tidak pemkot tidak memberikan izin, tolong berilah kami solusi demi kelangsungan hidup ratusan karyawan CV Grapari,” ujar mantan anggota DPRD itu.
Walikota kemudian menjelaskan, mengapa pabrik CV Grapari tidak diizinkan dibangun kembali. Sebab dikhawatirkan polusi pabrik pengolahan kayu itu bisa mengganggu Rumah Sakit (RS) Ar-Rozi yang kini juga sedang dikerjakan.
“Rumah sakit baru itu sudah direncanakan sejak lama, sebelum bangunan pabrik dibangun. Sudah ada SK Walikota Tahun 2011 yang hingga kini belum pernah dibatalkan,” ujarnya.
Habib Hadi kemudian memberikan solusi “win-win solution” yakni, untuk sementara pihak pabrik bisa menyewa tanah aset Pemkot Probolinggo untuk membangun pabrik, yang letaknya jauh dari RS Ar-Rozi. “Soal usulan tukar guling (ruilslag) lahan pabrik dengan tanah aset ya harus prosedural dan akan memakan waktu lama,” ujarnya.
Usai berdialog dengan manajemen dan perwakilan CV Grapari, walikota menyempatkan menyapa puluhan pendemo. Bahkan walikota dan Syafiudin berduet menyanyikan lagu Bongkar dari Iwan Fals.