Kartono Mohamad, Tokoh Kedokteran Indonesia, Meninggal Dunia
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Dokter Kartono Mohamad, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 1985–1988, mengembuskan nafas terakhirnya pada Selasa, 28 April 2020. Kakak kandung penyair Goenawan Mohamad ini, memang sudah sakit selama dua tahun terakhir.
Kartono Mohamad, selain dikenal di jagat kedokteran adalah seorang intelektual yang punya pergaulan luas. Hal ini bisa dimaklumi, terpengaruh pergaulan adik kandungnya yang pendiri Majalah Tempo. Kartono Mohamad, dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah 13 Juli 1939 ini, pun kerap menulis masalah-masalah kemasyarakat dari perspektif kedokteran.
Tentang meninggalnya tokoh kedokteran tersebut, anggota Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ario Djatmiko, membenarkan hal itu. "Saya baru cek ke keluarganya ya memang dokter Kartono Mohamad meninggal. Sudah 1 bulan di ICU RS Pondok Indah," katanya, dikutip Ngopibareng.id, dari tempo.co.
"Beliau guru dan senior IDI, mantan Ketua PB IDI dua periode," kata Humas PB ID Halik Malik.
Dokter umum ini merupakan pimpinan di majalah kedokteran, Medika. Dokter di TNI Angkatan Laut yang pensiun dengan pangkat terakhir Mayor ini pun menulis dua ratusan esai dan opini di media massa. Salah satu buku karyanya yang menarik, "Pertolongan Pertama", menjadi rujukan bagi masyarakat kesehatan di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kartono Mohamad pun aktif memberi tanggapan dalam diskusi milis Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) yang berkembang sejak tahun 2000an di Mesir. Kartono Mohamad cukup aktif merespon persoalan yang di dalamnya melahirkan sejumlah penulis dan tokoh di masyarakat di kemudian hari. Seperti M Guntur Romli, Abdul Ghofur Maimoen, dll.
Dokter Kartono Mohamad, memang dikenal sebagai penulis kolom yang aktif. Ia merespon persoalan kemasyarakatan dengan bahasa yang renyah dan mudah dipahami pembaca awam. Ia pun seperti dokter Faisal Baraas, menjadi komunikator masalah kedokteran, sehingga mampu menjelaskan dengan dengan bahasa yang lancar dan mudah dipahami.