Karomah Wali, Pertemuan Khusus Sayyid Al-Maliki dan Mbah Mangli
Foto Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki banyak bertengger di rumah-rumah umat Islam, khususnya penggemar ulama dan waliyullah. Ada juga salah satu wali besar di tanah Jawa: Mbah Hasan Mangli Magelang. Keduanya mempunyai hubungan khusus dalam suatu pertemuan khusus pula.
Suatu ketika, seperti biasanya, jamaah haji berbondong-bondong datang sowan ke kediaman Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki. Akan tetapi ada seseorang yang datang, dan ketika memasuki gerbang kediaman Sayyid Muhammad Al-Maliki orang ini berjalan dengan adab orang Jawa. Seperti seseorang yang mau menghadap raja. Tidak menggunakan dua kaki, tetapi berjalan dengan kedua lututnya.
Setelah sampai di dalam, orang ini langsung masuk dan duduk di balik tiang yang paling belakang. Dan tidak ada seorangpun yang menghiraukannya.
Sayyid Muhammad Al-Maliki saat itu masih sibuk menemui tamu-tamunya.
Tiba-tiba Sayyid Muhammad Al-Maliki berteriak, “Hei, ada orang besar di sini. Coba cari dan suruh ke sini. Beliau dari Magelang … dari Magelang …”
Maka para santri pun mencari orang yang dimaksud Sayyid Muhammad Al-Maliki. Ada ungkapan, laa ya’riful wali illal wali (tidak tahu wali kecuali seorang wali), benar adanya.
Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki tidak tahu siapa saja yang akan datang hari itu dan dari mana saja. Akan tetapi Abuya seperti merasakan kehadiran orang besar dari Indonesia, tepatnya dari Magelang. Maka para santripun mencari orang yang dimaksud oleh Abuya. Satu persatu para peziarah ditanyai, adakah jamaah yang dari Magelang?
Setelah mencari cukup lama dan tidak ditemukan orang yang dimaksud. Terlihat ada jamaah haji yang duduk paling belakang menunjuk ke arah tiang. Dengan sedikit takut nunjuknya. Maka santri yang ditugaskan mencari, berjalan ke arah belakang.
Benar saja, di balik tiang yang paling belakang duduk sosok sepuh, Mbah Hasan Mangli yang berasal dari Magelang dengan menundukkan kepala.
Maka, oleh santri tersebut beliau dipersilahkan untuk maju menemui Sayyid Muhammad Al-Maliki. Akan tetapi Mbah Hasan Mangli tidak berkenan, tetap masih duduk dan menunduk. Abuya pun tahu. Maka Sayyid Muhammad Al-Maliki memerintahkan santri yang asli Arab untuk membawa Mbah Hasan Mangli menemui Sayyid Muhammad Al-Maliki. Akhirnya berhasil lah Mbah Hasan Mangli dibawa menghadap Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki.
Setelah bertemu, Sayyid Muhammad Al-Maliki pun merangkul Mbah Hasan Mangli, kemudian Abuya berteriak, “shawwir… shawwir…” potret… potret. Maka Habib Idrus, santri Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki yang berkhidmah bagian motret pun segera melaksanakan perintah Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki.
Sepertinya Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki tahu, bahwa salah satu karomah Mbah Hasan Mangli adalah tidak bisa dipotret. Dan inilah fotonya (sebagaimana dipampang di sini). Foto Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki sedang merangkul Mbah Hasan Mangli. Dan yang bikin heran adalah, pada saat Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki memerintahkan memotret, di saat yang bersamaan banyak jamaah yang mengabadikan momen tersebut. Akan tetapi hasil foto yang jadi, hanya hasil foto yang dibidik oleh Habib Idrus santri suruhan gurunya.
Demikian kisah singkat pertemuan Prof. Dr. Al Muhaddits Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki Al Hasani dengan Mbah Hasan Mangli Magelang. Seperti dituturkan Sayyid Taufiq Al Jaelani, Malang.