Karomah Wali, Kiai Hamid 'Rasulullah' dari Pasuruan
Pernah suatu ketika KH Hamid Pasuruan akan berkunjung ke Pesantren Zainul Hasan Genggong. Dan sekaligus sowan kepada KH. Moh Hasan, Pendiri Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Pada saat itu Mbah Hamid belum masyhur. Dan alat komunikasi pun tak secanggih saat ini.
Namun, KH. Moh. Hasan mengetahui bahwa Kiai Hamid akan ke Genggong. KH. Moh. Hasan segera bersiap-siap menyambutnya, seraya berpesan kepada khadim (pembantu)-nya.
"Cung, sekejek gik bekal Rabu Rasulullah dari Pasuruan..menabi pon rabu pakon becot gi cung ( Nak, sebentar lagi akan datang Rasulullah dari Pasuruan. Kalau sudah datang, suruh masuk ya nak. )"
Si Khadim agak bingung dengan dawuh KH. Moh. Hasan. "Kok ada ya.. Rasulullah dari Pasuruan" kata si khadim dalam hatinya.
Tidak lama kemudian, datanglah seorang tamu dan disambut oleh khadim tadi.
"Assalamualaikum," kata si tamu.
"Waalaikum salam," jawab khadim. "Asallah dari kak dimmah (Asalnya dari mana)" khadim bertanya kepada tamu tersebut.
"Abdinah dari Pasuruan (Saya dari Pasuruan)," jawab tamu tersebut.
Sekekita itu si khadim kaget. "Apa ini Rasulullah dari Pasuruan yang didawuhkan KH. Moh. Hasan tadi? " Demikian tanya dalam benak si khadim. Lalu dipersilakan masuk tamu tersebut.
Dalam ruang tamu, Kiai Hamid disambut haru KH. Moh. Hasan. Kedua tokoh saling bepelukan dan sama-sama molar (menangis) sampai air mata keduanya membasahi pakaian masing-masing.
Setelah selesai, Kiai Hamid sowan ke KH. Moh. Hasan. Akhirnya, Kiai Hamid pun pamit dan oleh KH. Moh. Hasan dikalungi sorban.
Setelah kejadian itulah, KH. Abdul Hamid masyhur akan kewaliannya. Subhanallah!.
Demikian seperti dikisahkan KH. Moh. Hasan Abdil Bar, cucu Al'arif billah KH. Moh. Hasan, almaghfurlah. Alfatihah.
Advertisement