Karnaval Topeng Malangan di Jatim Night Specta Carnival 2017
MALANG: Jawa Timur Night Specta Carnival 2017. Sebuah acara di Ngalam alias Malang yang unik. Karnaval jalanan atau arak-arakan di jalan umum yang berlangsung malam hari. Sorot lampu, agak minim cahaya, menjadi esksotisme yang ditawarkan dalam acara tersebut. Pengunjung pun jangan ditanya, tumpah ruah memenuhi jalan-jalan utama Kota Ngalam.
Jawa Timur Night Specta Carnival 2017dimasudkkan untuk meningkatkan kreativitas seniman. Dalam berseni, mereka mengeksplorasi segala jenis seni, keunikan, dan keindahan seni budaya kemudian divisualisasi dalam bentuk karnaval. Karnaval diikuti perwakilan 38 kab/kota se-Jawa Timur serta peserta kehormatan dari Daerah Istimewa Jogjakarta dan Provinsi Riau.
Menariknya, pembukaan dilakukan di Simpang Balapan Jl. Ijen, Kota Malang, Sabtu, 7 Oktober 2017, pukul 19.00 malam. Pawai hingga pengumuman para pemenang diumumkan 8 Oktober 2017, pukul 01.00 dini hari.
Kegiatan ini diselenggaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama kab/kota tuan rumah ini merupakan kali keempat dan menjadi salah satu rangkaian kegiatan Hari Jadi Jawa Timur ke-72 tahun 2017.
Tema karnaval yakni “Pesona Topeng Nusantara”. Tahun depan, karnaval ini akan diselenggarakan di Kabupaten Sumenep.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, alias Pakde Karwo, sapaan akrabnya mengatakan, arti penting keberadaan kebudayaan yang mampu menjadikan masyarakat lebih humanis. Demikian pula, nilai-nilai kultural budaya mampu menjadikan masyarakat menghormati Kebhinekaan.
“Budaya mampu membasuh dan menghaluskan kehidupan manusia yang keras karena konflik dan kompetisi yang tidak sehat.Itulah sebabnya lewat budaya masyarakat jadi humanis,” ujarnya.
Menurut Pakde Karwo, karnaval budaya tersebut merupakan peristiwa besar karena mampu membangun keseimbangan antara kepentingan rasional dengan kepentingan cipta, rasa dan karsa. Apalagi, di tiap 38 kab/kota se Jatim memiliki nilai budaya yang unik dan tersendiri. Dicontohkan di daerah pesisir terdapat kesenian bagaimana mencari ikan atau saat panen raya ikan.
“Rasa syukur kepada Tuhan YME diekspresikan menjadi suatu kebudayaan berupa seni tari atau seni ekspresif oleh masyarakat di Jatim,” terangnya.
Ditambahkan, khusus Kota Malang sangat terkenal dengan budaya Topeng Malangan yang sangat berbeda dengan Topeng Panji. Topeng Malangan merupakan ekspresi dari yang memakai topeng, baik dari segi warnanya ataupun bentuknya.
“Cara berkomunikasi dari Topeng Malangan sangat khas saat menyapa semuanya dengan ramah. Ini adalah warisan budaya yang harus terus dilestarikan,” tukas Pakde Karwo.
Kegiatan atraksi budaya, lanjutnya, juga bisa menghadirkan mulitplayer effect. Efek pertama yakni bentuk jati diri bangsa, kedua efek industri pariwisata, yang ketiga efek ekonomi yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Saya rasa banyak sekali masyarakat yang merasakan dampak ekonomi dari kegiatan ini karena banyaknya tamu yang hadir. Yang jelas saya usul Pak Walikota harus bisa memperlama para tamu ini berada di Malang,” harap Pakde Karwo.
Pakde Karwo berharap, setiap daerah bisa ikut mengagendakan dan mengemas kegiatan atraksi yang sama. Selain sebagai bentuk pelestarian juga agar bisa tetap bersaing di dunia yang serba modern seperti sekarang.
Sementara itu, Walikota Malang H. M. Anton menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Jatim Specta Night di Kota Malang. Menurutnya, kegiatan ini merupakan bentuk penguatan jati diri serta kearifan lokal dalam pelestarisan budaya tradisional.Selain itu, juga menjadi daya tarik tersendiri untuk mendatangkan wisatawan baik lokal maupun manca negara, sehingga bisa menambah devisa.
“Pengembangan seni budaya sepert ini harus terus digagas namun juga dibarengi dengan pengembangan sumber daya manusianya,” ungkap Abah Anton sapaan akrab Walikota Malang.
Tiga daerah yang memperoleh penghargaan dari Gubernur Jatim sebagai tiga penyaji terspecta tanpa jenjang yaitu Kab. Blitar, Kab. Nganjuk, dan Kab. Lumajang.
Sedangkan sepuluh daerah yang memperoleh penghargaan Kepala Disbudpar Prov. Jatim sebagai penyaji terbaik tanpa jenjang diantaranya yakni Kab. Sidoarjo, Kab. Lamongan, dan Kab. Situbondo. Peraih penghargaan sepuluh penyaji unggulan tanpa jenjang diantaranya Kota Kediri, Kota Mojokerto dan Kota Pasuruan. Untuk peraih penghargaan penyaji kereta hias terartistik diantaranya yaitu Kab. Blitar, kab. Nganjuk, dan Kab. Jombang. (idi)
Advertisement