Karma Cuma Rekayasa hingga Peserta Dibayar Rp 500 Ribu?
Berita bernada minor ini belakangan muncul ke permukaan menyusul sukses Karma yang mampu meraih simpati penonton, dan menempati rating tinggi sebagai program TV yang sangat digemari pemirsa televisi di tanah air.
Program Reality Show Karma ANTV yang hadir perdana pada 24 Desember 2017 itu menyajikan dunia misteri yang dialami para peserta atau partisipannya. Selain dipandu Robby Purba sebagai presenter, Karma juga menghadirkan seorang indigo bernama Roy Kiyoshi. Sebelumnya, tokoh ini sudah dikenal dengan sejumlah ramalannya yang sudah terbukti.
Banyak pemirsa yang larut dalam berbagai cerita haru hingga mencekam yang dihadirkan para pertisipan. Tapi, ada pula yang curiga program itu mengandung unsur rekayasa.
Dalam setiap episodenya, Karma berdurasi 120 menit alias dua jam. Di acara ini terdapat 31 orang dengan latar belakang berbeda duduk sesuai tanggal lahir.
Roy kemudian memilih satu orang yang dianggap perlu mengutarakan permasalahannya. Setelah masalahnya diungkap, Roy akan memberi saran bagaimana baiknya.
Namun, seseorang dengan akun Ladylicious mempersoalkan kebenaran Karma. “Settingan. Bayaran pesertanya Rp 500rb sehari tapping di Studio IBN, Cawang, Jakarta Timur (lokasi syuting Karma) buat 3 episode, bsk aku geret fotonya, tmnku slh 1 peserta tetap soalnya,” ungkap Ladylicious.
Roy dengan tegas menampik anggapan miring sebagian masyarakat. Dia memastikan, cerita yang diungkap para partisipan di program Karma adalah kenyataan.
“Talent yang datang adalah orang-orang yang bermasalah. Orang-orang itu meminta masalahnya diterawang. Dipastikan mereka tidak settingan,” kata Roy.
Pria kelahiran 24 Februari 1987 ini tidak memungkiri, dari sekian banyak calon partisipan yang mendaftar, ada di antaranya yang membawa cerita palsu. Motifnya beragam. Di antaranya ingin eksis di TV.
Roy tidak segan menghentikan proses syuting dan meminta partisipan untuk meninggalkan studio saat mereka ketahuan berbohong.
“Aku bilang ke produser, ini ada yang bohong, langsung dibuang. Kalau ceritanya benar akan saya bahas, akan saya telanjangi (masalah hidupnya),” ungkap pria yang dikenal sebagai paranormal dan konsultan supranatural itu.
Lebih lanjut dikatakan Roy, kebenaran cerita yang disampaikan partisipan bisa terlihat dari cara mereka menyampaikannya.
“Orang yang bohong, nangisnya pasti kelihatan fake (palsu). Kalau nangisnya dari hati pasti kelihatan,” imbuhnya.
Selain itu, terkait kesurupan yang pernah terjadi di satu episode Karma, Roy menjelaskan adanya faktor yang mempengaruhi orang kesurupan.
“Tapi ketika itu dia euforianya kencang dan menggebu-gebu menceritakan itu bisa jadi kesurupan,” jelasnya.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang membuat orang kesurupan. Di antaranya adalah suhu ruangan yang sangat dingin, ketegangan seseorang.
“Satu logikanya adalah seperti ini di ruangan ini sangat dingin sekali, dua beberapa orang tegang, ketika tegang seolah-olah mereka itu halusinasi jadi itu bukan settingan ketika tegang, lapar, nunggu lama berasanya udah kaya halu aja. Jadi kita tidak bisa mengontrol hal-hal seperti itu,” paparnya.
Roy juga menunjukkan suasana studio yang diatur gelap. “Berasanya kayak mistik,” terang pria 31 tahun itu.
Orang-orang yang ingin menjadi peserta Karma, lanjut Roy, bisa menghubungi tim kreatif tanpa ada syarat dan biaya apa pun.
“Syaratnya tidak ada, pungutan biaya juga tidak ada. Tidak ada syarat pendaftaran. Kalau mau ikut langusng menghubungi tim kreatif Karma,” tegasnya.
Sementara itu, Robby menilai, mereka yang menyebut Karma program rekayasa adalah orang yang belum memiliki penglihatan tajam.
“Pemirsa yang bisa merasakan betapa nyatanya Karma, berarti punya mata dan hati nurani yang peka. Lagi pula orang bisa membedakan, kok akting itu bagaimana, air mata palsu seperti apa dan pengakuan yang ditata sedemikian rupa seperti apa. Saya bisa jamin 100 persen cerita yang disampaikan peserta asli. Beberapa kali saya dan Roy mendiskualifikasi peserta yang mengumbar cerita tidak benar alias menjual cerita palsu. Saya bisa jamin Karma tidak berbohong,” Robby menerangkan.
Selain berbincang dengan Roy dan Robby, cerita dari partisipan juga menarik untuk dikupas. Reza, pria 31 tahun, berprofesi sebagai seniman yang memiliki nama panggung Reza Rahasia, mengaku sering diminta tampil sebagai talent di beberapa program televisi. Tapi, dia memastikan, keikutsertaannya di Karma bukan rekayasa. Reza mengaku punya pengalaman mistis yang dibawanya sejak kecil.
“Keluarga saya sangat dekat dengan hal magis dan kematian. Dulu, waktu umur 5 tahun saya pernah mati suri. Saya baru diberi tahu soal itu saat saya kelas 5 atau 6 SD. Setelah itu banyak hal gaib yang saya alami,” cerita Reza. Salah satunya ia mampu melihat makhluk tak kasat mata.
Reza mengatakan, dirinya terpilih jadi partisipan setelah melewati proses seleksi. “Saat casting saya cuma diminta ceritain semua pengalaman yang mau saya sampaikan. Dan saat syuting, nggak ada briefing, saya betul-betul membawa cerita saya sendiri,” ungkapnya.
Soal tudingan rakayasa terhadap Karma, Reza memaklumi. Sebab, kata dia, selama ini banyak tayangan realty show yang tidak benar-benar menghadirkan realitas. Sehingga kepercayaan masyarakat pada program-program sejenis kian menipis.
“Wajar timbul (curiga) dari penonton, karena penonton memang sering dibohongin. Saya juga dulu sering ikut reality settingan. Tapi kalau yang ini benar-benar real,” tegasnya.
Program Karma, menurut produser eksekutif acara ini, Gunarso, adalah acara realitas yang diadaptasi dari acara realitas serupa di Thailand berjudul Secret Number.
Pihaknya memilih Roy untuk memegang acara Karma, karena kebetulan mengenal Roy sebagai konsultan spiritual dengan kemampuan menangani masalah banyak orang.
Sejak bergabung dalam acara ini, Roy sedikit banyak juga memberi masukan pada konsep dan pemilihan peserta. Ia turut andil dalam menyeleksi presenter pendampingnya, yakni Robby Purba.
“Roy tidak bisa langsung cocok dengan semua presenter. Namun ketika Roy melihat Robby, dia melihat ada gelombang energi yang sama. Kenyataannya, Roy dan Robby mempunyai chemistry yang baik selama Karma berlangsung,” terang Gunarso. (*)
Advertisement