Karhutla Meluas, Ancam Flora dan Fauna di Bromo
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Bukit Teletubbies, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kabupaten Probolinggo belum juga padam hingga Jumat sore, 8 September 2023. Kebakaran sejak Rabu, 6 September 2023 lalu, yang diduga dipicu aktivitas foto prewedding dengan menyalakan suar (flare) itu terus meluas.
“Kebakaran di Bukit Teletubbies belum juga padam. Dengan kondisi panas dan tiupan angin kencang, kebakaran berpotensi terus meluas,” kata Kepala Seksi TNBTS Wilayah I, Didit Sulistyo kepada wartawan, Jumat, 8 September 2023.
Sehari sebelumnya, Didit menyebutkan luasan lahan di padang savana yang terbakar sekitar 50 hektare. Kini diperkirakan luas savana yang terbakar semakin meluas.
Yang jelas dampak karhutla di kawasan Gunung Bromo sangat buruk bagi lingkungan. Selain merusak keindahan, kebakaran itu melalap rerumputan seperti, rumput malelo dan ilalang. Api juga merusak edelweis, tanaman endemik di TNBTS.
Lebih dari itu, sejumlah fauna yang ada juga terdampak karena habitatnya terbakar. “Di kawasan Bukit Teletubbies juga ada elang Jawa dan sejumlah satwa. Kalau elang Jawa pasti terbang menghindari api, tetapi habitatnya sudah rusak terbakar,” kata Didit.
Disinggung apakah ekosistem yang rusak akibat kebakaran bisa dipulihkan, Didit mengatakan, butuh waktu lama. Untuk mengembalikan keindahan Bukit Teletubbies butuh waktu lebih dari dua tahun.
"Pemulihan atau recovery-nya pastinya bertahun-tahun karena telanjur rusak akibat kebakaran,” katanya.
Terkait karhutla yang terus meluas, sulit untuk mengandalkan curah hujan yang bisa mempercepat padamnya api. Sebab pada September 203 ini curah hujan diprediksi sangat rendah.
“Prediksi itu berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi, Kimatologi dan Geofisika atau BMKG dari sepekan terakhir ini,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Probolingo, Mohammad Zubaidullah, Jumat.
Dikatakan prediksi curah hujan di Jawa Timur khususnya di Probolinggo sangat rendah yakni, 0-50 milimeter. “Sehingga untuk memadamkan kebakaran Savana Bukit Teletubies Gunung Bromo belum bisa mengandalkan hujan,” ujarnya.
Sisi lain pemadaman dengan mobil pemadam kebakaran (damkar) juga sulit karena medannya sulit dijangkau dengan truk tangki. Akhirnya, petugas gabungan hanya bisa mengandalkan pemadaman dengan cara manual, api dipukul-pukul dengan ranting pohon.
Seperti diketahui, Bukit Teletubbies di Blok Savana Watangan, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo terbakar sejak Rabu lalu. Pemicu kebakaran diduga karena sesi foto prewedding menggunakan nyala flare.
Jajaran Polres Probolinggo pun sudah menetapkan seorang tersangka dari kebakaran itu yakni, Andrie Wibowo Eka Wardhana, 41 tahun, warga Kelurahan Tompokersan, Kecamatan/Kabupaten Lumajang.
Ia berperan sebagai Manager Wedding Organizer (WO) dalam proses pemotretan prewedding.
Polres telah mengamankan enam orang termasuk dua orang yang menjadi pasangan pengantin sekaligus penyewa WO yang dikomandani Andrie. Siapakah sosok Andrie yang kini (untuk sementara) menjadi tersangka tunggal dalam karhutla di Bukit Teletubbies?
Sebuah sumber menyebutkan sedikit profil laki-laki yang kini mendekam di ruang tahanan Mapolres Probolinggo sejak Kamis siang, 7 September 2023 lalu. Andrie seorang fotografer yang menjadi manajer dari Wedding Organizer (WO) di Surabaya.
Pria kelahiran Lumajang 1982 silam itu bekerja di AW Picture di Surabaya. Sebelumnya ia memasuki masa remaja di Jember dengan bersekolah di SMA swasta di Jember dan lulus pada 1999 lalu. Ia kemudian meneruskan pendidikan di sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya angkatan tahun 2000.
Andrie membuka usaha Wedding Organizer (WO) yang diberi nama AW Picture setahun setelah menikahi Ferida Gunawan pada 2012. (*)
Penulis: Ikhsan Mahmudi
Advertisement