Karhutla di Gunung Bromo Dinyatakan Sudah Padam
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Bromo yang mulai terjadi pada 6 September 2023, lalu dinyatakan sudah padam. Saat ini petugas gabungan di lapangan sedang melakukan pendinginan agar potensi titik api yang baru tidak muncul.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Satyawan Pudyatmoko mengatakan bahwa berdasarkan pantauan di lapangan hingga saat ini sudah tidak ada titik api.
“Insya Allah titik api sudah padam semua. Kami berupaya untuk mencegah timbul titik api baru,” ujarnya pada Kamis 15 September 2023.
Berdasarkan pendataan sementara oleh Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) luasan lahan yang terbakar mencapai 504 hektare.
“Potensi kebakaran di sini (Bromo) sangat tinggi. Karena ciri khas dari vegetasi pegunungan yang tidak lebat,” katanya.
Vegetasi yang terbakar di Gunung Bromo sebagian besar adalah rumput dan semak-belukar. Jenis vegetasi ini mudah sekali terbakar karena kondisinya yang kering.
“Apalagi ini kan pemicunya karena ulah manusia yang kurang kehati-hatian. Maka dari itu perlu ditambahkan papan pengumuman dan diberikan peringatan ada sanksi pidana dan administratif,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran yang terjadi pada 6 September 2023 di Blok Savana Lembah Watangan Bukit Teletubbies kawasan Savana Kaldera Tengger Kawasan Wisata Gunung Bromo disebabkan oleh adanya pengunjung yang menyalakan flare.
Flare yang dinyalakan oleh pengunjung tersebut kemudian memicu kebakaran di Bukit Teletubbies Wisata Alam Gunung Bromo. Flare tersebut diduga sebagai salah satu properti kebutuhan dokumentasi pre weeding.
Peristiwa ini kemudian viral di media sosial Instagram. Video berdurasi 49 detik yang diunggah oleh akun @malangraya_info memperlihatkan rekaman gambar lima orang tengah mengerjakan sesi foto dengan latar blok Savana yang terbakar.