Karhutla 10 Hari di Gunung Bromo Hanguskan 540 Hektare
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi sejak Rabu, 6 September 2023 silam akhirnya padam pada Jumat, 15 September 2023. Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan, karhutla yang berlangsung selama 10 hari itu menghanguskan sekitar 504 hektare lahan di kawasan Gunung Bromo.
“Luasan kebakaran diperkirakan mencapai 504 hektare, dengan vegetasi terdampak di antaranya alang-alang, akasia dekuren, cemara hutan, dan kemlandingan hutan,” kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai BB TNBTS, Septi Eka Wardhani kepada wartawan saat mengunjungi kawasan TNBTS, Jumat, 16 September 2023.
Dikatakan habitat hewan kemungkinan besar tidak terlalu terdampak karhutla. “Sebab, mereka berlindung di spot-spot yang tidak terdampak kebakaran. Jadi ketika nantinya pulih mereka bisa kembali lagi," jelasnya.
Meskipun karhutla sudah padam, kata Septi, tim gabungan masih melakukan pembasahan lahan. Tujuannya untuk mengantisipasi munculnya titik api yang bisa menimbulkan karhutla kembali.
Septi menambahkan, proses pendinginan (pembahasan) lahan dilakukan dengan dua metode yakni, melalui water bombing dan manual oleh tim gabungan di darat. “Water bombing menggunakan helikopter, sedangkan di darat secara manual mengunakan jet shoter," katanya.
Proses pendinginan diikuti personel tim gabungan di antaranya, sekitar 500 relawan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari sejumlah kabupaten di sekitar Bromo, dan masyarakat.
Hal senada diungkapkan Prof. Dr Satyawan Pudyatmoko dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup, yang mengunjungi TNBTS, Jumat. Ia mengatakan, ada tiga faktor sulitnya mengatasi karhutla di kawasan TNBTS. Yaitu, sulitnya air, keringnya kondisi lahan, dan angin bertiup kencang.
“Syukurlah, Kamis kemarin hujan turun meski tidak terlalu lebat sehingga bisa membantu proses pendinginan,” katanya.
Prof. Satyawan berharap, ke depan semua pihak lebih berhati-hati agar karhutla di kawasan TNBTS tidak terulang. Termasuk wisatawan yang mengunjungi TNBTS diingatkan jangan sampai memicu timbulnya kebakaran.
"Sebab, hampir 99 persen kebakaran hutan itu disebabkan ulah manusia. Baik itu wisatawan, petani yang tidak sengaja melakukan tindakan yang menimbulkan kebakaran," katanya.
Seperti diketahui, karhutla di kawasan Lembah Watangan Bromo (Bukit Teletubbies) diduga kuat akibat aktivitas foto prewedding yang menggunakan suar (flare). Polres Probolinggo pun sudah mengamankan seorang tersangka, Andrie Wibowo Eka Wardhana, 41 tahun, Manager Wedding Organizer (WO) asal Lumajang. Lima orang lainnya termasuk dua calon pengantin sebatas menjadi saksi dalam kasus karhutla itu
Advertisement