Karena Virus Corona, Indonesia Tahan Pengiriman Pekerja Migran
Maraknya penyebaran virus corona di Asia, membuat pemerintah menahan diri mengirimkan pekerja migran Indonesia (PMI) untuk tujuan Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, Taiwan, dan Singapura.
Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sukmo Yuwono mengungkapkan meski tidak ada moratorium pengiriman pekerja migran, tetapi pihaknya menahan diri.
"Kalau pengiriman tidak di-cancel, belum ada moratorium. Namun, kita menahan diri, melihat situasi di lapangan. Terutama pengiriman ke Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, Taiwan dan Singapura," kata Sukmo dilansir Antara, Rabu, 4 Maret 2020.
Kata Sukmo, saat ini sudah ada 23 ribu pekerja yang terseleksi untuk dikirimkan ke Korea Selatan.
"Padahal, pemerintah Korea Selatan masih membuka, namun pemerintah tetap menahan diri untuk pengiriman. Semuanya harus melihat situasi yang berkembang saat sekarang," katanya.
Menurutnya, pemerintah melalui perwakilan di luar negeri telah melakukan sosialisasi dan meminta mereka berhati-hati.
"Misalnya, kalau ada libur, boleh diambil, boleh tidak. Yang penting menghindari kerumunan. Selain itu, pemerintah juga telah mengirimkan masker-masker yang dibagikan secara gratis kepada mereka," ujarnya.
Kata Sukmo, pemerintah juga terus melakukan pemantauan kepulangan PMI. Namun demikian, yang penting adalah pemantauan di negara asal.
"Jika memang tidak sehat, tentu tidak dapat pulang. Namun, sampai sekarang PMI yang ada di negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Hong Kong tidak mengalami kepanikan. Namun, mereka tetap harus waspada. Hanya ada satu PMI yang positif yakni di Singapura dan sekarang sudah sembuh. Untuk negara lainnya, masih belum ada," ujarnya.
Kata Sukmo, saat ini pemerintah Indonesia fokus memantau PMI di Korea Selatan yang kini tengah melonjak kasusnya. Apalagi PMI yang berada di Korea Selatan jumlahnya cukup besar, hingga puluhan ribu.
"Pemerintah telah pastikan untuk melakukan pengawasan dan hotline sudah disiapkan," katanya.