Karena Orang Tua, Baraka Noerwi Ingin Jadi Hafidz
Berawal dari keinginan membahagiakan orangtua, Baraka Noerwi menjadikan dorongan semangat untuk menjadi seorang hafidz. Saat ini ia sudah mampu menghafal tiga juz yang terdiri dari juz 30, 1 dan 2.
"Karena orangtua saya ingin dan saya juga ingin membahagian mereka tanpa paksaan. Saya sendiri yang mau," kata anak laki-laki yang akrab disapa Bara.
Murid kelas 4 SD Muhammadiyah 4 Surabaya ini menceritakan prosesnya dalam belajar, sekolah dan menghafalkan Al-Qur'an.
"Mulai kelas 1 SD saya sudah ikut sekolah hafidz di dekat rumah. Lalu juga ada les satu minggu dua kali yaitu hari senin dan rabu mulai setengah lima sore sampai setengah enam sore," kata Bara.
Saat di sekolah, lanjut Bara, juga masih hafalan Al-Qur'an mulai pukul 15.00 sampai 17.00 WIB. Bahkan, hafalan Al-Qur'an Bara berlanjut di rumah mulai pukul 20.00 - 22.00 WIB bersama orang tuanya.
"Saya senang melakukannya dan tanpa dipaksa," katanya.
Bara mengaku kesulitan dalam menghafal Al-Qur'an terletak pada ayat yang panjang dan susah untuk dihafalkan.
"Tapi karena orangtua selalu mendukung, saya jadi bisa melewatinya," katanya.
Karena semangat dan kegigihan untuk menjadi hafidz, Bara berhasil mendapatkan prestasi di beberapa perlombaan hafidz yang diikuti.
"Saya pernah juara tiga olimpiade al Islam se-Surabaya. Juga pernah juara tiga lomba islam dan kemuhammadiyaan," katanya.
Selain menghafal Al-Qur'an, Bara juga sangat menyukai belajar bahasa inggris dan sains. Karena, ia juga bercita-cita untuk menjadi astronot agar bisa pergi ke bulan.
"Tapi tetap menghafal Al-Qur'an tujuan utama," katanya. (pts)