Karena NU Indonesia Aman, Begini Soalnya
Kebesaran Islam masih harus dilakukan dengan penguatan terhadap persatuan. Karena itu, kebesaran Islam harus dipacu dengan kemampuan dan kesadaran umatnya untuk meningkatkan solidaritas dan ukhuwah dan kerja sama.
“Sayangnya, selama ini justru pada soal persatuan itu jadi pangkal masalah. Islam itu besar tapi masih belum bersatu sehingga masih kalah dengan Yahudi,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada ngopibareng.id, Senin 12 November 2018.
Kiai Said, panggilan akrabnya, menggelar acara Ngopi Bareng antara Ketua Umum PBNU, berlangsung santai. Kiai Said mengawali pidatonya dengan membeberkan hal itu.
Kiai Said mengambil contoh yang dialami umat Islam yang kacau balau karena tidak mempunyai organisasi yang kuat.
“Semangat inilah yang mendorong umat Islam dan ulama melakukan jihad untuk mengusir penjajah. Karena itu ulama tidak bisa dipisahkan dengan kemerdekaan yang kita rasakan sekarang ini,” kata Said Aqil Siroj.
“Karena itu beruntunglah di Indonesia ada organisasi Islam yang bernama Nahdlatul Ulama (NU) yang beranggotakan sekitar 95 juta,” kata kiai asal pesantren di Cirebon ini.
Ada tokoh yang bernama KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah yang telah menampatkan diri di garis paling dalam membela negara. Dengan semangat hubbul wathon minal iman, atau mengharmoniskan hubungan antara negara dan agama.
“Semangat inilah yang mendorong umat Islam dan ulama melakukan jihad untuk mengusir penjajah. Karena itu ulama tidak bisa dipisahkan dengan kemerdekaan yang kita rasakan sekarang ini,” kata Aqil.
Sekarang tugas warga Nahdiyin, menurutnya, untuk mengisi kemerdekan yang diwariskan para ulama dengan semangat ukhuwah Islamiyah.
Saat berita ini diturunkan KH Said Aqil didampingi Ketua PBNU Robikin Emhas, masih bercerita tentang pergolakan politik di Timur Tengah, Irak, Libanon, Suriyah Mesir dan Iran dibadingkan dengan situasi di Indonesia yang tetap aman meskipuan semua aliran ada di Indonesia. (asm)