Karena Hobi, Pria Jombang Bangun Museum Mainan Antik
Hobi koleksi mainan sejak kecil, Hendra Koestanto. Pria 40 tahun, asal Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung, Jombang berhasil mengumpulkan ribuan mainan antik dan bangun museum pribadi.
Ribuan mainan yang ia koleksi ini diletakkan rapi dalam beberapa etalase besar. Beragam mainan antik zaman dulu yang sering dimainkan ada di museumnya ini, mulai dari tamiya, cush gear, superman, avangers, gim konsol lama. Semua itu ada dalam koleksinya yang disusun berdasarkan jenisnya.
Pria kelahiran Surabaya ini mengaku mulai membangun museum sejak tahun 2018. Namun, pria anak satu tersebut memang punya hobi mengoleksi mainan sejak kecil.
"Dari kecil memang suka koleksi mainan, apa saja saya kumpulkan. Sampai sekarang masih sering itu saya keliling nyari mainan antik," ucapnya.
Koleksi Keliling
Hendra melanjutkan, ribuan mainan antik yang ia kumpulkan tersebut, ia dapatkan dari hasil berkeliling. Seperti saat ia sedang liburan ke satu kota, ia selalu mampir ke pasar loak untuk mencari mainan antik.
"Saya selalu sempatkan untuk nyari ke pasar loak kalau sedang liburan, jadi harus bawa mainan buat saya koleksi," ujarnya.
Ketika ditanya berapakah dana yang sudah ia keluarkan untuk mengoleksi mainan dan membangun museum ini, ia menjawab tidak menghitung, karena baginya jika sudah hobi apapun yang dilakukan akan terasa nikmat dan tanpa beban.
Hendra menuturkan, mainan yang ia kumpulkan usianya rata-rata puluhan tahun. "Usia mainan ini ya puluhan tahun, ada mainan yang dari tahun 60 an ada juga 90 an," katanya.
Barang antik yang biasanya membutuhkan perawatan, tidak berlaku untuk koleksi mainan miliknya. Perawatan yang ia lakukan hanya membersihkan mainan yang sudah berdebu dan mengganti aksesoris mainan jika sudah nampak rusak.
Hendra mengaku, mengoleksi mainan tersebut bukan sekedar hobi, melainkan mempertahankan agar tidak punah.
Memberi Gambaran Teknologi Canggih dalam Mainan Anak
"Biar tidak punah, meskipun sekarang teknologi sudah canggih mainan antik ini dulu pernah menemani masa kecil juga jadi harus dirawat," paparnya.
Hendra yakin, mainan konvensional dari masa ke masa ini punya sejarah dan bisa merangsang otak anak. Era tekhnologi yang makin mutakhir tidak menyurutkan impiannya untuk mengoleksi mainan antik tersebut. Sementara ini, museum yang ia bangun belum dibuka untuk umum.
"Rencana memang dibuka untuk umum, tapi sementara waktu masih untuk koleksi pribadi. Kalau ada orang yang mau masuk melihat lihat juga tidak apa-apa, biar sekalian nostalgia," pungkasnya.