Kardinal Suharyo Ajak Para Imam Usahakan Kebaikan
Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo mengajak para imam yang berkarya di wilayah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) untuk mengusahakan kebaikan bersama sejalan dengan Arah Dasar KAJ 2022-2026.
“Salah satu tanda para imam, adalah pribadi-pribadi yang diurapi Roh Kudus. Dan membiarkan Roh Kudus memimpin hidup sebagai pribadi imam, sebagai imam yang diutus menjalankan pelayanan kepemimpinan di paroki atau lembaga-lembaga lain, sungguh mengusahakan kebaikan bersama dan menomorsekiankan yang lain-lain,” kata Kardinal Suharyo dalam homili saat Misa Krisma yang dirayakan di Katedral St. Perawan Maria Diangkat ke Surga di Jakarta, pada Kamis 6 April 2023.
Sekitar 250 imam dari berbagai kongregasi yang berkarya di wilayah KAJ menghadiri Misa Krisma yang dirayakan secara konselebrasi tersebut. Selebran utama adalah Kardinal Suharyo, sementara konselebran Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo, Vikjen KAJ Romo Samuel Pangestu, Sekjen KAJ Romo Vincentius Adi Prasojo, Pastor Kepala Katedral Romo Albertus Hani Rudi Hartoko, SJ dan tiga imam lainnya.
Kardinal Suharyo menegaskan bahwa Tahun Rahmat Tuhan dimaklumkan ketika hidup bersama umat Allah tidak lagi mencerminkan cita-cita umat Allah yang asli. Umat Allah dibebaskan dari perbudakan dan dibawa masuk ke Tanah Terjanji untuk hidup damai dan sejahtera.
Namun seturut perkembangan zaman, kata Kardinal cita-cita itu jauh dari kenyataan. Ada banyak orang miskin, kesenjangan sosial, perbudakan dan ketidakadilan. “Dalam keadaan seperti itulah Tahun Rahmat Tuhan dimaklumkan, yaitu agar ada permulaan baru untuk berjalan menuju damai dan sejahtera dengan berbagai macam gerakan,” tegasnya.
Gerakan Kreatif
Kardinal Suharyo mengingatkan bahwa Arah Dasar KAJ 2022-2026 ingin mewujudkan Tahun Rahmat Tuhan. Dan hal ini akan terwujud jika para imam, biarawan dan biarawati serta umat awam dapat menerjemahkan nilai-bilai dasar Ajaran Sosial Gereja ke berbagai gerakan kreatif.
Kardinal Suharyo juga mengatakan perhatian ini menjadi semakin mendesak. Hal ini lantaran pengamatan sederhana mengenai munculnya kosa kata dalam pergaulan masyarakat menjadi gambaran tentang apa yang tengah terjadi dalam masyarakat.
“Yang pertama adalah kata mafia. Kata ini semula tidak dikenal di dalam kosa kata Bahasa Indonesia. Tetapi sekarang sering dipakai, dan kita semua tahu masuknya kata itu ke dalam Bahasa Indonesia adalah tanda yang sangat jelas bahwa watak yang ada di balik kata itu juga masuk di dalam masyarakat kita,” katanya.
“Kata asing lain yang sering terdengar adalah flexing, pamer kekayaan, pamer kemewahan. Kata ini pun juga mencerminkan watak dan langsung berlawanan dengan semangat untuk membangun kesejahteraan bersama,” katanya.
Meski demikian, ia tetap bersyukur bahwa masih ada arus baik yang terungkap dalam berbagai gerakan, dan berharap gerakan ini menjadi benih yang ditaburkan di tanah yang subur.
Kesempatan Refleksi
Terkait Misa Krisma untuk para imam, Pastor Deken Dekenat Utara Romo Andre Delimarta, SDB menyebut hal ini sebagai salah satu ibadat liturgi yang penting dalam Pekan Suci.
“Karena salah satu keunikannya adalah semua imam di keuskupan berkumpul bersama di sekitar Bapak Uskup yang akan memberkati minyak yang akan digunakan dalam pelayanan imam memberikan Sakramen bagi umat sepanjang tahun mendatang,” katanya, seperti tertuang dalam Buku Panduan Misa Krisma.
“Misa Krisma memberikan kesempatan untuk refleksi mendalam tentang jabatan imamat. Setiap orang Katolik berdasarkan baptisan adalah seorang imam, tetapi ada beberapa orang yang menerima panggilan imamat khusus dan sakramental yang secara khusus terhubung dengan Kristus yang Imam Agung,” ujarnya.